Ribuan Nelayan di Pantura Jawa Tengah Berhenti Melaut Akibat Cuaca Buruk dan Gelombang Tinggi

Akhmad Safuan
07/12/2024 06:44
Ribuan Nelayan di Pantura Jawa Tengah Berhenti Melaut Akibat Cuaca Buruk dan Gelombang Tinggi
Ratusan kapal ikan di Pelabuhan Perikanan Rembang istirahat melaut akibat gelombang tinggi terjadi di perairan utara Jawa Tengah(MI/Akhmad Safuan)

CUACA buruk di perairan Laut Jawa yakni gelombang tinggi, hujan dan angin kencang (badai) mengakibatkan mengakibatkan ribuan nelayan di Pantura Jawa Tengah berhenti melaut dengan menyandarkan kapal dan perahu di dermaga pelabuhan perikanan dan muara sungai.

Pemantauan Media Indonesia Sabtu (7/12) ribuan perahu dan kapal nelayan memilih bersandar di sejumlah pelabuhan dan muara sungai di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah seperti Rembang, Pati, Jepara, Demak, Semarang, Kendal, Batang dan Pekalongan akibat cuaca buruk melanda Perairan Laut Jawa.

Ribuan nelayan di Pantura Jawa Tengah, memilih menghentikan melaut untuk menangkap ikan karena di perairan terjadi gelombang tinggi, hujan lebat dan badai sehingga membahayakan pelayaran, bahkan hal itu juga terjadi pada kapal pelayaran penyeberangan antar pulau seperti Jepara-Karimunjawa, Semarang-Karimunjawa dan Semarang-Kalimantan.

"Ini sudah memasuki musim baratan, cuaca di perairan sangat membahayakan pelayaran sehingga kami memilih tidak melaut," ujar Sugi,35, nelayan di Pantai Kartini, Jepara.

Nelayan pain di Pelabuhan Tasik Agung, Rembang Marno,40, mengungkapkan untuk perahu berukuran besar masih dapat melaut meskipun tetap waspada, tetapi untuk kapal kecil hingga sedang tidak akan berani karena guncangan gelombang dapat membalikkan kapal saat berada di tengah lautan 

Hal serupa juga diungkapkan Dahlan,45, nelayan di Pekalongan, akibat cuaca buruk di perairan Laut Jawa para nelayan memilih menghentikan kegiatan melaut, bahkan kapal-kapal berukuran besar seperti poursesine yang sudah berada di perairan juga memilih bersandar di pelabuhan terdekat. "Biasanya kami bersembunyi di gugusan pulau yang terdekat untuk menghindari badai," tambahnya.

Petugas Kesyahbandaran Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Jepara Dedi Agus Triyanto mengatakan, terkait dengan cuaca buruk, Kantor UPP Kelas II Jepara telah memberikan peringatan dini terhadap gelombang kepada seluruh nakhoda kapal agar tidak melaut karena terjadi gelombang tinggi.

Kondisi riil di lapangan, ungkap Dedi Agus Triyanto, sesuai informasi dari Stasiun Radio Pantai (SROP) Jepara dan informasi nakhoda kapal, terjadi gelombang tinggi antara 2,5 sampai 3 meter di perairan Laut Jawa bagian tengah dan perairan Karimunjawa dengan kecepatan angin mencapai 20 knot.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara Diyar Susanto mengatakan memasuki musim baratan yakni biasa terjadi pada Desember, Januari dan Februari, pemerintah sudah menyiapkan beras paceklik yang akan dibagikan kepada nelayan, karena tidak dapat melaut selama dilanda  cuaca buruk tersebut.

"Sudah ada beras cadangan pangan pemerintah sebanyak 66 ton dan sekitar 40 ton diantaranya akan dibagikan untuk nelayan, kita masih menunggu pendataan dari Dinas Perikanan dan Kelautan Jepara," ujar Dinar Susanto.

Menurut Koordinator Unit Siaga SAR Rembang Ahmad Nurzain gelombang tinggi di perairan saat ini membuat seluruh kekuatan bersiaga di perairan, apalagi setelah sebelumnya nelayan asal Desa Pasarbanggi, Kecamatan/Kabupaten Rembang hilang beberapa hari lalu diduga akibat dihantam gelombang.

Selain itu diminta nelayan di perairan utara Jawa Tengah, lanjutnya, untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi gelombang tinggi di perairan ini. "Kita tingkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi jatuhnya korban," imbuhnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya