Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tim Hibah PKM Uhamka Gelar Pelatihan Pengolahan Limbah bagi Kelompok Tani di Cianjur

Syarief Oebadillah
25/10/2024 08:42
Tim Hibah PKM Uhamka Gelar Pelatihan Pengolahan Limbah bagi Kelompok Tani di Cianjur
Ilustrasi(Dok Uhamka)

TIM Hibah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) Jakarta menggelar pelatihan pengolahan limbah organik pertanian menjadi pupuk organic cair dan penggunaan alat penyiraman otomatis. Tim Hibah PKM ini merupakan bentuk kolaborasi dosen  UHAMKA di dua Program Studi (Prodi)  yaitu Agus Pambudi Dharma, M.Si (Ketua Tim) dan Dra. Maryanti Setyaningsih, M.Si (Anggota Tim) dari Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Rosalina, M.T (Anggota Tim) dari Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri dan Informasi.  

Kegiatan pelatihan ini  pelaksanaan hibah PKM 2024 yang didanai Direktorat Riset Teknologi dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Ditjen Dikti Kemendikbud-Ristek  didukung  LPPMP (Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Publikasi) Uhamka.

Adapun kegiatan pelatihan telah  digelar dua kali pada 4 Oktober dan  20 Oktober 2024 lalu  pada Kelompok Tani Gede Harepan di Desa Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Ketua Tim Hibah PKM Uhamka 2024  Agus Pambudi Darma  mengutarakan melalui kegiatan pelatihan sistem penyiraman tanaman hortikultura   dapat bermanfaat bagi para petani sehingga perekonomian petani di Desa Gekbrong, Cianjur diharapkan dapat meningkat. 

"Diharapkan juga dapat mengurangi limbah organik dari sisa panen pertanian dan sisa limbah organik domestik rumah tangga," ungkap Agus.

Agus mengutarakan saat  ini anggota kelompok masih banyak yang menggunakan penyiraman secara manual oleh pekerja sehingga waktu yang dibutuhkan dalam proses penyiraman tanaman cukup lama, membutuhkan ongkos bayar pekerja cukup mahal per orang dengan membiayai Rp50.000 per hari dan pemakaian air tidak terkontrol. 

Tim PKM Uhamka ini membuat sistem penyiraman tanaman hortikultura secara otomatis berbasis panel surya sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas hasil panen dan mengurangi ongkos produksi bagi mitra. 

Anggota Tim PKM Uhamka Maryanti menambahkan bahwa mayoritas masyarakat Desa Gekbrong bekerja sebagai petani dengan menanam tanaman hortikultura seperti cabai, tomat, paprika, seledri, kol dan jagung. Sisa panen petani langsung dibuang secara langsung ke kebun sehingga perlu dilakukan pengolahan yang benar dan aman, salah satunya dengan pembuatan pupuk organik cair. 

"Pupuk ini dapat membantu menjaga keberlanjutan sumber daya tanah, mengurangi erosi, dan meminimalkan dampak negatif pada lingkungan," ujar Maryanti.

Sementara itu, pegiat lingkungan Sigit yang turut hadir  menjelaskan proses pembuatan pupuk organik cair dilakukan dengan mencampurkan satu tutup botol EM4 + 1 kg molase dengan beberapa liter air yang kemudian didiamkan selama 12 jam sampai 1 harian agar dapat mengaktivasi  atau menghidupkan bakteri baiknya. 

Setelah itu, limbah organik dicacah kecil dan dimasukkan ke dalam tong plastik, serta disemprotkan larutan EM4. "Tetesan limbah organik yang tertampung di bagian bawah tong dapat dijadikan pupuk organic cair," ungkap Sigit

Uden Suherlan selaku Ketua Kelompok Tani Gede Harepan memberikan apresiasi tim PKM Uhamka yang memberikan ilmu dan penerapan teknologi sistem penyiraman tanaman hortikultura secara otomatis berbasis panel surya dan pupuk organik cair sehingga dapat membantu kelompok tani dalam meningkatkan pengetahuan dan produktivitas hasil panennya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya