Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Masih Banyak Keluarga yang Malu Miliki Anak Disabilitas

Agus Utantoro
15/10/2024 19:02
Masih Banyak Keluarga yang Malu Miliki Anak Disabilitas
Seminar olahraga disabilitas(MI/Agus Utantoro)

SALAH satu tantangan terbesar dalam membiasakan aktivitas olahraga pada anak penyandang disabilitas adalah orangtua yang kadang masih malu mengakui keberadaan sang anak.

“Banyak orangtua yang hingga kini masih malu mengakui keberadaan anaknya yang merupakan penyandang disabilitas. Ini salah satu tantangan terbesar kita," kata Ketua Bidang Pembinaan Prestasi NPC Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Dr. Rumpis Agus Sudarko dalam seminar Olahraga Disabilitas yang diadakan Kementerian Pemuda dan Olahraga di Yogyakarta, Selasa (15/10).

Pengajar pada Departemen Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini mengatakan, olahraga memiliki banyak manfaat bagi para penyandang disabilitas, tidak hanya menjadikan mereka sehat tetapi meningkatkan daya tahan dan kebugaran tubuh. Tak hanya itu, melalui kegiatan olahraga, kita bisa menerapkan inklusi sosial sekaligus mengurangi stigma yang kadang dialami oleh penyandang disabilitas.

"Dari sisi ekonomi, para penyandang disabilitas yang berprestasi bidang olahraga bisa mendapatkan penghasilan setelah berlaga hingga menjadi juara. Terpenting, olahraga akan melatih anak-anak penyandang disabilitas menjadi lebih mandiri," ungkapnya.

Sementara Asisten Deputi Olahraga Penyandang Disabilitas Kemenpora Ibnu Hasan menjelaskan pihaknya terus mendukung terwujudnya inklusivitas bidang olahraga.

“Undang-undang No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas menjamin bahwa penyandang disabilitas juga mendapatkan perlakukan, kesetaraan yang sama. Tidak boleh lagi ada stigma negatif terhadap para penyandang disabilitas, termasuk kesempatan berolahraga," ucap Ibnu.

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan juga memberikan ruang tersendiri bagi penyandang disabilitas. Pasal 31 undang-undang ini menyatakan Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Penyandang Disabilitas dilaksanakan dan diarahkan sebagai upaya mewujudkan kesetaraan berolahraga untuk meningkatkan rasa percaya diri, kesehatan, kebugaran, dan prestasi olahraga.

Risvani, orangtua anak penyandang disabilitas grahita, Muhammad Rafi Zulfandi, menceritakan bagaimana dukungan lingkungan berpengaruh besar pada pencapaian prestasi sang anak.

“Proses Rafi menemukan bakatnya sangat panjang. Sempat saya ikutkan taekwondo, tetapi kurang nyaman. Saya coba renang, juga pernah ikut basket, bola tangan, atletik, dan badminton. Saya berupaya terus hingga Rafi menemukan bakatnya, alhamdulillah cocoknya di badminton dan akhirnya berprestasi," cerita Risvani.

Ke depan para orangtua, pendidik, serta pihak-pihak terkait untuk terus mendukung anak-anak penyandang disabilitas agar selalu aktif bergerak dan mengembangkan potensi mereka melalui olahraga.(M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya