Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Angka DBD di Kutai Barat Capai 632 Kasus, Dinkes Imbau Waspada Musim Hujan

Indrastuti
10/10/2024 09:43
Angka DBD di Kutai Barat Capai 632 Kasus, Dinkes Imbau Waspada Musim Hujan
Pengendalian DBD dengan fogging atau pengasapan di Kabupaten Klaten(MI/Djoko Sardjono)

SEBANYAK 632 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di wilayah Kabupaten Kutai Barat sepanjang tahun 2024. Dinas Kesehatan Kutai Barat menjelaskan terjadi penurunan tren kasus DBD dalam beberapa bulan terakhir karena memasuki musim kemarau. Namun saat ini menjelang musim hujan, Dinas Kesehatan Kutai Barat meminta masyarakat lebih waspda.

Kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Kutai Barat tersebar di seluruh wilayah. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kutai Barat, Weda menjelaskan, pada Januari tercatat 175 kasus, disusul 94 kasus di Februari, 65 kasus di Maret, 55 kasus di April, dan 65 kasus di Mei. Memasuki bulan Juni, jumlah kasus terus menurun sebanyak 59 kasus, Juli 44 kasus, Agustus 41 kasus, dan 34 kasus pada September.

“Kami terus mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada kasus DBD, terutama menjelang musim penghujan pada September hingga Januari 2025. Potensi penyebaran DBD meningkat akibat genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti,” jelas Weda saat ditemui di kantornya, Rabu (9/10/2024).

Baca juga : Kasus DBD di Cirebon Meningkat Dibandingkan Tahun Lalu, Enam Orang Meninggal

Dinkes Kutai Barat mengingatkan warga untuk melakukan langkah pencegahan utama yakni dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M, yaitu menguras, menutup, dan menimbun tempat penampungan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Warga juga diimbau untuk menjaga kesehatan dengan meningkatkan daya tahan tubuh.

“Kami juga mengingatkan masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan dan rutin memeriksa tempat-tempat yang bisa menampung air seperti bak mandi, gentong, dan drum agar tidak menjadi tempat nyamuk berkembang biak,” tambahnya.

Sebagai upaya pencegahan, Weda menjelaskan bahwa Dinas Kesehatan hanya akan melakukan fogging fokus di daerah yang memiliki kasus DBD, bukan di wilayah yang tidak terdeteksi adanya kasus. Fogging dilakukan sebagai langkah memutus rantai penularan nyamuk DBD, namun masyarakat tetap diminta waspada dan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan mereka.

“Meski jumlah kasus DBD menurun, Kutai Barat tetap merupakan wilayah endemis. Kami harap masyarakat tidak lengah dan terus melakukan upaya pencegahan,” tegas Weda.

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Gejala utama DBD adalah demam tinggi mendadak hingga 39°C, yang diikuti dengan nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, mual, dan muntah. (H-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya