Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DINAS Kesehatan Sumatra Utara mengungkapkan kondisi kasus katarak di wilayahnya yang cukup mencengangkan. Setiap tahun pasien katarak bertambah 17.000 orang di Sumut.
"Ini angka yang luar biasa," ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Basarin Yunus Tanjung, saat penutupan Program Operasi Katarak Gratis 2024 PT Agincourt Resources (PTAR), di RS Mata Mencirim 77, Kota Medan, Senin (9/9).
Pihaknya mencatat masih banyak warga di provinsinya yang menderita katarak. Secara akumulatif, jumlah penderita katarak di Sumut masih berada di kisaran 200.000 orang dengan kasus baru mencapai 17.000 per tahun.
Baca juga : Katarak Penyebab Utama Kebutaan, bisa Dialami Bayi Hingga Lansia
Bahkan di Kota Medan, jumlah penderita katarak saat ini masih mencapai 3.797 orang, Kabupaten Langkat terdapat 859 orang, Deliserdang 470 orang, Batubara 261 orang, dan di Kota Binjai ada 218 orang.
"Ini masih fenomena gunung es. Jumlah ini masih yang terdata, belum lagi yang belum terdata, tentunya masih banyak lagi," katanya.
Karena itu dia mengapresiasi PTAR yang telah membantu menyembuhkan 11.575 mata dari 10.110 orang penderita katarak di Sumut, sejak 2011 sampai sekarang. Dia yakin bantuan PTAR ini berdampak positif terhadap keluarga penerima manfaat.
Baca juga : Angka Katarak di Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara
Dia berharap capaian ini bisa ditingkatkan dengan jumlah peserta yang lebih banyak dan kampanye kesehatan mata yang lebih masif. Bila setiap pihak swasta bisa membantu 10%dari jumlah penderita katarak, akan sangat membantu masyarakat dan pemerintah.
Di tempat yang sama, Direktur RS Mata Mencirim 77, Syarifudin, mengungkapkan berdasarkan hasil beberapa penelitian pada 2014-2016 oleh
persatuan dokter mata bekerja sama dengan Kemenkes, angka kebutaan di Indonesia mencapai 3%. Penelitian tersebut dilakukan di 15 provinsi dengan sasaran individu berusia minimal 50 tahun.
Dari angka kebutaan itu, penyebab terbanyak kebutaan karena mengalami katarak. Khusus di Sumut, sebanyak 80% dari kasus kebutaan warga berusia 50 tahun ke atas disebabkan katarak.
Baca juga : Angka Kebutaan Tinggi, Operasi Katarak Gratis Digencarkan di Sulsel
"Dan penyebab kebutaan akibat katarak adalah karena terlantarnya penanganan operasi yang umumnya disebabkan karena ketiadaan biaya," imbuhnya.
Mengacu data dari sejumlah rumah sakit di Tanah Air, biaya operasi katarak tercatat mencapai Rp6,5 juta hingga lebih dari Rp16 juta. Padahal, katarak adalah penyakit yang tidak bisa dihindari dan hanya bisa disembuhkan dengan cara operasi.
Karena itu, manajemen RS Mata Mencirim berterima kasih kepada PTAR karena membantu masyarakat terlepas dari penyakit katarak. Terlebih penyakit katarak bukan hanya dialami orang tua tetapi bisa juga diderita anak-anak. (YP/J-3)
Menyambut peringatan hari jadi ke 109 Kabupaten Sleman, Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan bakti sosial Operasi Katarak di RSUD Sleman.
Dokter memeriksa pasien berusia 67 tahun itu terkejut saat menemukan gumpalan besar lensa kontak di dalam mata pasien, yang tampaknya telah bersembunyi selama bertahun-tahun
Katarak menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, berkisar 1,6 juta orang mengalami kebutaan, 80% di antaranya disebabkan oleh katarak.
Bakti sosial kesehatan dilaksanakan di RSAU dr Hoediyono, Lanud Suryadarma Kalijati, Subang, diikuti 128 warga yang mayoritas sudah berusia lanjut.
Sekitar 80% kebutaan di Indonesia disebabkan oleh katarak. Operasi menjadi satu-satunya cara untuk memulihkan penglihatan pasien.
Pemerintah berkomitmen untuk menyelesaikan polemik ini secara damai dan berkeadilan.
KETUA Komisi II DPR RI mengajak Menteri Dalam Negeri, Gubernur Aceh, dan Gubernur Sumatera Utara untuk duduk bersama mencari titik temu penyelesaian polemik 4 pulau Aceh ke Sumut.
Penyelesaian konflik ini membutuhkan data dan informasi yang akurat dari berbagai pihak.
Pentingnya pendekatan komprehensif yang mempertimbangkan aspek historis, sosiologis, yuridis, dan administratif.
Pada 2008-2009, Tim Rupabumi melakukan proses verifikasi terhadap pulau-pulau yang ada di Aceh dan Sumatra Utara.
Pertemuan itu bakal membuahkan berbagai rekomentasi, termasuk dapat tidaknya hasil kajian
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved