Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
IBU hamil di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, kini terpaksa harus dirujuk ke RSUD Hendrik Fernandez, Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT. Sebab sudah lebih dari sebulan, ibu-ibu hamil terpaksa dirujuk dari RSUD Lewoleba, karena Rumah Sakit tersebut tidak memiliki dokter ahli kandungan.
Ada dua dokter ahli kandungan di RSUD Lewoleba yakni Dokter Jimi Sunur dan Dokter Maria Florebtina Ina Tukan. Dokter Jimi mengundurkan diri karena maju menjadi Bupati Lembata. Sementara itu, Dokter Maria Florebtina Ina Tukan, tengah menjalani proses pengunduran diri PNS dengan alasan keluarga.
Direktur RSUD Lewoleba, Yosep Freinademetz Paun, dikonfirmasi media, Jumat (30/8), membenarkan pihaknya terpaksa merujuk pasien ibu hamil ke RSUD Larantuka karena ketiadaan dokter ahli kandungan.
Baca juga : Lembata Kehilangan Dokter Ahli Kandungan, Ibu Hamil Terpaksa Dirujuk ke Larantuka
"Kemarin dokter Ina ada kegiatan seminar, sudah kembali. Beliau sementara proses pengunduran diri dari PNS dengan alasan keluarga. Dalam proses tersebut tetap menjalankan tugas seperti biasa sampai ada SK (surat keputusan)," ujar Yosep.
Sedangkam Dokter Jimi Sunur terlebih dahulu mengundurkan diri dari ASN dengan alasan maju sebagai calon Bupati Lembata 2024. Ia mengatakan, pihak RSUD sedang berproses mencari dokter kandungan. Ia pun meminta dukungan doa dalam upaya pencarian dokter ahli kandungan itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Dokter Geril Huar Noning dikonfirmasi media membenarkan adanya upaya Pemerintah mencari dokter ahli kandungan.
Baca juga : Lakpesdam PCNU Lembata Inisiasi Forum Multi Pihak Cegah Perkawinan Anak
"Direktur RSUD sedang menjajaki kerja sama dengan Universitas Hasanudin Makasar dan Universitas Brawijaya Malang, agar dapat ditempatkan dokter SpOG /residen di RSUD," ujar Kadis Kesehatan Lembata, Dokter Geril Huar Noning.
Ratusan Ibu Hamil Dalam Sebulan
Sejumlah bidan desa di Kabupaten Lembata menjelaskan dalam sebulan, pihaknya menangani ratusan ibu hamil. Ketiadaan dokter ahli kandungan menyebabkan para bidan desa harus menguras energi lebih banyak untuk membawa pasien ibu hamil itu menyeberang ke kota Larantuka guna menjalani rujukan.
"Saat ini misalnya, ibu hamil di desa dipaksa untuk rujuk ke RSUD Lewoleba saja sulit sekali. Sekarang mau rujuk ke Larantuka, kami harus ekstra keras," ungkap salah seorang bidan di Kota Lewoleba.
Baca juga : KPU Lembata Patuhi Putusan MK soal Pencalonan Kepala Daerah
"Satu bulan bisa ada ratusan ibu hamil di dua kecamatan di wilayah Kedang. Ibu beresiko dan resiko tinggi wajib ditangani ahli kandungan. Kalau yang normal tidak masalah dan bisa ditangani," ungkap sang bidan.
Jalani tugas
Ketiadaan dokter ahli kandungan di RSUD Lembata memantik perhatian penjabat Bupati Lembata, Paskalis Ola Tapobali. Dia mengatakan proses pengunduran diri Dokter Ina dari ASN, setelah Dokter Jimi Sunur, masih belum diproses sebab diperlukan pertimbangan teknis dari Kemenkes RI.
"Ina ada ajukan surat pengunduran diri. Tapi kami belum proses karena harus mendapt pertimbangan teknis dari Kemenkes terlebih dahulu. Soalnya ybs pernah dibiayai dari APBN. Jadi untuk sementara waktu, yang bersangkutan harus tetap melaksanakan tugas sebagai ASN," ujar Tapobali. (N-2)
Keberhasilan menjadikan kedua SD tersebut sebagai tim siaga bencana melalui pembuatan denah risiko bencana, mengantongi SK Tim Siaga Bencana (TSB), miliki SOP gempa bumi, dan rencana aksi.
HARI Raya Idul Adha bagi umat muslim menjadi saat yang ditunggu-tunggu untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta menabung amal.
Di Kabupaten Lembata, upaya tersebut diwujudkan dengan mendukung gerakan penanaman malapari untuk ekologi berkelanjutan.
HINGGA bulan Mei 2025, Wabah Virus mematikan African Swine Fever (ASF), telah menewaskan 1569 ekor hewan ternak babi milik warga Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
PEMERINTAH Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, telah menjalankan langkah-langkah antisipatif menghadapi ancaman perubahan iklim sejak 2024.
Pada sidang yang digelar Selasa (27/5) itu, tiga orang terdakwa diseret ke meja hijau karena dugaan penyalahgunaan keuangan desa dalam pengadaan mobil dump truck Hino 136 Hd 6.8 Ps.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved