Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEPALA Divisi Hukum Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Nasional, Muhammad Jamil menilai, maraknya tambang emas ilegal di Indonesia diduga tidak terlepas dari permainan mafia tambang.
Menurutnya, bencana tanah longsor yang merenggut nyawa puluhan penambang di lokasi tambang emas ilegal Desa Tulabolo Timur, Bone Bolango, Gorontalo, tidak terlepas dari adanya dugaan pembiaran oleh pemerintah setempat, sehingga aktivitas tambang emas ilegal itu terus berjalan.
“Dan kami di Jatam sudah sejak lama menyoroti terkait tambang ilegal di Sulawesi khususnya di Sulawesi Utara dan Gorontalo,” terang Jamil kepada Media Indonesia saat dihubungi dari Palu, Selasa (9/7).
Baca juga : Ini Identitas 23 Korban Jiwa Longsor Tambang Emas Bone Bolango
Jatam menilai, ada ketidakberdayaan pemerintah untuk melakukan penataan terkait dengan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) khususnya emas. Ditambah lagi, penarikan kebijakan perizinan itu semua bermuara ke pusat bukan daerah.
“Dalam korteks ini, pemerintah daerah dengan mudahnya lepas tangan. Sementara pemerintah yang punya kewenangan pengawasan dan perizinan di Jakarta itu, tidak mampu mengawasi karena terkendala jarak dan persoalan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM),” kata Jamil.
Selain itu, Jatam juga menilai adanya semacam cara pandang yang keliru dalam melihat penambangan tanpa izin yang merajalela di daerah-daerah.
Baca juga : Bertambah Lagi, Korban Jiwa Longsor Tambang Emas Bone Bolango Jadi 23 Orang
Semestinya, hemat Jamil, hal ini dipandang sebagai perampokan kekayaan negara oleh mafia secara terang-terangan tanpa malu-malu. Namun faktanya, negara merasa tidak dirampok.
“Kenapa saya berani bilang ada permainan mafia, karena tambang ini bukan seperti buah yang bisa dipetik lalu dijual dengan mudah di pasar. Kan begitu,” paparnya.
Jamil menjelaskan, tambang emas butuh proses. Di mana, prosesnya panjang dan tidak mudah. Pasalnya, membutuhkan zat-zat yang tidak mudah pula didapatkan.
Baca juga : Ini Identitas Lengkap 114 Korban Longsor Tambang Emas Bone Bolango Gorontalo
“Seperti kapur dalam jumlah besar, atau biasa diganti dengan semen. Lalu juga sianida dan merkuri untuk memisahkan emas.
“Lalu harus ada alat berat. Nah, semua itu kan ada bandarnya, ada mafia yang siapkan,” tegasnya.
Tidak sampai di situ, setelah emas didapatkan, penambang tidak hanya menjual di Gorontalo, namun juga bisa menjual sampai ke luar daerah.
Baca juga : Korban Jiwa Tanah Longsor Bone Bolango Gorontalo Bertambah Menjadi 17 Orang
“Bahkan penjualannya melalui bandara. Nah, artinya ini seperti ada pembiaran. Sementara pembeli dari emas hasil tambang ilegal itu, kan tidak pernah terungkap,” ungkap Jamil.
Artinya, Jatam menilai, dari hulu hingga hilir sistem pengolahan tambang ilegal di Gorontalo maupun di Indonesia, diduga kuat ada campur tangan mafianya.
Ketika tambang emas itu ilegal, Jamil menegaskan, sudah pasti tidak punya metode lingkungan hidup yang benar. Beberapa contoh di antaranya, tidak punya analisis risiko, tidak punya anilisis dampak, dan yang sangat meresahkan bagi Jatam, ketika terjadi kerusakan SDA.
“Ketika SDA, seperti sungai, hutan, lahan, hingga laut rusak, saya kira itu akan menjadi sepenuhnya kerugian perekonomian negara.
Karena, semua kerusakan itu pasti akan ditanggulangi oleh negara, baik secara langsung maupun tidak,” urainya.
Jamil mengaku, mulai dari program pemulihan, penanaman, dan program lainnya semua itu akan dibiayai negara, dan anggarannya pasti dari pajak rakyat.
“Belum lagi kalau kita bicara kerusakan alamnya, karena kalau hari ini dirusak alamnya belum bisa pulih besok, jadi kerusakannya itu jangka panjang,” katanya.
Apa lagi sekarang, lanjut Jamil, terjadi tragedi kemanusian di lokasi tambang emas ilegal Bone Bolango.
“Nah, itu kan karena abainya pemerintah. Ini akan menjadi luka yang tidak terpulihkan, alam sudah dirusak dan ada korban jiwa,” tegasnya.
Jamil menambahkan, kejadian ini bisa menjadi momentum, bersih-bersih tambang ilegal di Gorontalo dan di daratan Sulawesi serta Indonesia secara umum.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Gorontalo, Rudy Salahuddin mengaku, upaya penertiban untuk menutup tambang emas ilegal di Desa Tulabolo Timur sudah sering dilakukan pihak kepolisian bekerja sama dengan pemerintah.
Namun, meski operasi penertiban dilakukan berulang, aktivitas warga di tambang emas tersebut masih terus berjalan.
“Kegiatan masyarakat tidak berhenti. Mereka tetap bersikeras melakukan penambanagn secara tradisional,” katanya dalam sebuah pernyataan resmi yang diterima Media Indonesia di Palu.
(Z-9)
Hindari korban susulan, Pemerintah Bone Bolango, Gorontalo, meminta warga tidak mendatangi lokasi tanah longsor
total korban tanah longsor di lokasi tambang emas tradisional Desa Tulabolo, Bone Bolango bertambah menjadi 145 orang.
KORBAN tanah longsor tambang emas tradisional Bone Bolango, Gorontalo bertambah. Per hari ini, tim SAR gabungan sudah mencatat 145 total korban. 30 lainnya masih dalam pencarian.
KEPOLISIAN Daerah (Polda) Gorontalo, mengerahkan unit K-9 untuk mempermudah operasi pencarian korban tanah longsor di lokasi tambang emas tradisional Desa Tulabolo Timur, Bone Bolango.
Basarnas mengatakan ratusan korban longsor di area tambang emas di Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo tersebar di empat titik yang berbeda.
Tanah longsor yang menelan korban jiwa di lokasi tambang emas ilegal Desa Tulabolo Timur, Bone Bolango, Gorontalo, diduga buntut dari pembiaran yang selama ini dilakukan pemerintah.
TIM SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD, Tagana, TNI, dan Polri masih melakukan pencarian korban tanah longsor di Subang, Jawa Barat, pada Senin (14/4).
BPBD Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, masih terus mencari salah satu korban bencana tanah longsor di Desa Tanjung, Kecamatan Pakisaji, Jepara, Jawa Tengah.
Dengan begitu, korban meninggal akibat bencana tanah longsor kali ini sebanyak 2 orang, dan korban luka berat juga 2 orang. Yakni, Widyawati, 43 dan M. Makruf Ismail, 14.
Dua orang meninggal akibat tanah longsor yang menimpa sebuah rumah di Desa Talangsari, Kecamatan Sindangbarang, Cianjur, Jawa Barat.
BASARNAS Medan menyatakan jumlah korban tewas akibat bencana tanah longsor di Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, yang sudah ditemukan sebanyak 9 orang.
Tim SAR menutup operasi pencarian korban tanah longsor di tambang emas rakyat Desa Tulabolo Timur, Bone Bolango, Gorontalo.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved