Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERCEPATAN penurunan stunting di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng), bukan hanya upaya menurunkan persentase stunting dengan secepat-cepatnya. Di balik itu, ada makna penting dalam rangka perbaikan konvergensi dinas dan organisasi lain di lapangan agar program pencegahan stunting terfokus.
Sasaran kegiatan pencegahan stunting di Kabupaten Klaten tahun ini difokuskan kepada calon pengantin (catin), ibu hamil (bumil), dan anak bawah lima tahun (balita). Sebagai langkah pencegahan stunting, mereka harus didorong untuk datang 100% di posyandu.
"Hal itu merupakan poin penting dan strategis rumusan hasil rapat koordinasi, evaluasi, dan prarembug stunting Kabupaten Klaten yang digelar oleh Dinas Sosial P3APPKB Klaten, pekan lalu," kata Kepala Bidang PPKB Dinas Sosial P3APPKB Klaten, Nuryanti, Selasa (28/5).
Baca juga : BPIP Jadikan Klaten Mercusuar Nasional Pembinaan Ideologi Pancasila
Tujuan rapat koordinasi, evaluasi, dan prarembug stunting tersebut yaitu memberikan pemahaman kepada para pemangku kepentingan terkait arah program daerah tentang percepatan penurunan stunting dan implementasi intervensi serentak pencegahan stunting di Klaten 2024.
Kabupaten Klaten, menurut Nuryanti, berdasarkan penimbangan dan pengukuran di posyandu pada April 2024 baru 11 kecamatan yang datang berpartisipasi (D/S) berada di atas 90% dan ada 3 kecamatan yang masih di bawah 80%.
"Adapun hal penting pada pencegahan stuntung yang harus diperhatikan agar mendapatkan data akurat, yaitu alat timbang dan ukur yang standar (kalibrasi), kader yang terlatih, dan tenaga kesehatan yang memberikan intervensi PMT (pemberian makanan tambahan) pemulihan dan monitoring," jelasnya.
Baca juga : Kasus DBD di Klaten Meningkat, 25 Orang Meninggal
Sebagai implementasi intervensi serentak pencegahan stunting, Kabupaten Klaten akan melaksanakan Gerbeg Posyandu. Untuk itu, diperlukan konvergensi dengan mitra kerja, seperti TNI/Polri, perguruan tinggi, dan masyarakat, sehingga kegiatan ini bisa terselenggara secara rutin.
Saat ditanyakan angka stunting di Klaten, Kabid PPKB yang didampingi Satgas Stunting Agung Budi menyebutkan 13,20% berdasarkan hasil penimbangan. Namun, data ini berbeda dengan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) bahwa angka stunting 24,5% di Klaten.
"Hasil survei yang dirilis Maret 2024, angka stunting di Klaten tidak baik-baik saja. Nah, berdasarkan hasil SKI, angka stunting 24,5% itu berarti ada kenaikan signifikan 6,3% dari 18,2% pada 2022," ujar Nuryanti. (Z-2)
POI 2024 ialah wadah bagi putri-putri daerah untuk menyalurkan bakat dan talenta mereka.
Jalur fungsional dibuka saat arus mudik dan balik, satu arah dari Colomadu menuju Ngawen pada 5-11 April 2024 dan satu arah dari Ngawen menuju Colomadu pada 12-15 April 2024.
KAPOLRES Klaten AKB Warsono mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kerukunan, meski berbeda pilihan politik pada Pilkada Serentak 2024.
Forkopimda Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menggelar silaturahmi dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat di Pendapa Kabupaten Klaten, Kamis (10/10).
Memasuki masa tenang, Bawaslu dan KPU Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, melakukan kegiatan pembersihan alat peraga kampanye (APK) pemilihan kepala daerah (pilkada) 2024
Pasangan calon dengan perolehan suara paling terendah di Pilkada di Jawa Tengah yakni Pemalang dan Klaten justru mengajukan gugatan sengketa Pilkada.
rumah adat Jawa Tengah yang dikelompokkan menjadi lima macam, termasuk joglo yang paling terkenal karena keunikan arsitekturnya
senjata tradisional Jawa Tengah sebagai warisan perjuangan bernilai filosofi tinggi dan kini masih bisa ditemukan di kalangan masyarakat Jawa
tarian Jawa Tengah yang merepresentasikan tentang berbagai macam kisah yang dibalut dalam pertunjukan seni menarik
pakaian adat Jawa Tengah yang terdiri dari berbagai jenis pakaian dan aksesoris, sering digunakan dalam upacara resmi dan mengandung filosofi mendalam
Di Jawa Tengah terdapat banyak makanan khas yang selalu menjadi favorit wisatawan. Bahkan, makanan khas Jawa Tengah ini juga sudah banyak di jual di luar wilayahnya.
Letak geografis yang beragam menjadi salah satu penentu keragaman bahan pangan yang lantas dioleh menjadi panganan khas wilayah setempat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved