Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PT Sepatu Bata Tbk, perusahaan distributor alas kaki di Purwakarta, tutup karena tidak bisa lagi melanjutkan produksi. Perusahaan mengatakan permintaan produksi dari pemasok lokal di Indonesia telah mengalami penurunan.
"Perusahaan tidak lagi dapat melanjutkan produksi di pabrik di Purwakarta dan sebagai gantinya, perusahaan akan menawarkan produk-produk baru yang menarik yang dirancang dan dikembangkan oleh Bata," kata Direktur dan Sekretaris PT Sepatu Bata Tbk. Hatta Tutuko.
Seperti disebutkan sebelumnya, untuk menjaga keberlangsungan bisnis dalam jangka panjang, Bata telah melakukan inisiatif yang bertujuan untuk mengoptimalkan operasional perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus meningkat melalui pemasok lokal dan mitra lainnya.
Baca juga : Pabrik Bata Tutup, Apindo Jelaskan Penyebabnya
Seperti banyak peruaahaan lain yang berjuang melawan dampak pandemi Covid-19, Bata menghadapi banyak tantangan selama empat tahun terakhir, termasuk perubahan cepat dalam perilaku konsumen.
Bata melihat perlunya perubahan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen. Artinya, Bata sudah tidak mampu lagi melanjutkan produksi di pabriknya di Purwakarta.
Hatta menjelaskan keputusan-keputusan tersebut tidak diambil dengan mudah, melainkan setelah melalui evaluasi dan kesepakatan yang matang antara pihak-pihak yang terlibat.
"Keputusan-keputusan ini tentunya tidak dibuat dengan mudah, dan dilakukan setelah melakukan evaluasi mendalam, termasuk persetujuan antara pihak-pihak yang terkait," jelasnya.
Baca juga : PT Sepatu Bata Tutup Pabrik di Purwakarta, Bagaimana Para Karyawan?
"Penyesuaian-penyesuaian ini pun merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk terus berkembang dan beradaptasi di masa-masa perubahan ini," tambahnya.
Mengingat Bata sudah ada di Indonesia selama 93 tahun lalu dengan produksi pertamanya pada tahun 1940. PT Sepatu Bata Tbk, akan terus beroperasi sambil melayani kebutuhan masyarakat Indonesia dengan produk-produk berkualitas tinggi, berinovasi dan meningkatkan pengalaman pelanggan melalui saluran omnichannel (www.bata.co.id) yang menggabungkan pengalaman langsung toko fisik dan kemudahan belanja online.
Bata adalah salah satu pemasar alas kaki dan ritel terkemuka di Indonesia, dengan toko berskala nasional dan memiliki lisensi untuk merek lain selain Bata, termasuk Comfit, Power, Bubblegummers, North Star, B-First, dan Weinbrenner. (Z-10)
Semua jenis kulit hewan dengan jaminan legalitas dan diimpor dari Polandia itu telah siap pakai buat dijadikan bahan baku aneka produk fesyen.
Melalui tema kampanye Sappun Takes Jakarta, dia optimistis bisa jadi langkah awal membangun koneksi yang tulus dan bermakna dengan para perempuan urban di Indonesia.
Langkah ini menjawab tingginya permintaan para pelari akan sepatu berteknologi tinggi dengan harga yang lebih terjangkau.
Pada kuartal pertama 2025, nilai ekspor produk alas kaki Indonesia mencapai 1,89 miliar dolar AS, meningkat 13,80% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Momentum pembukaan toko ini menjadi ajang reintroduksi teknologi Gore-Tex, yang dikenal karena kemampuannya memberikan perlindungan optimal dalam berbagai kondisi cuaca.
Sepasang sepatu Adidas EQT Top 10 yang dikenakan legenda NBA Kobe Bryant di laga pertamanya sebagai starter bersama Los Angeles Lakers terjual seharga US$240.000.
Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Wang Lutong, memberikan apresiasi tinggi kepada PT Lami Packaging Indonesia (LamiPak Indonesia) yang berhasil meningkatkan kapasitas produksinya.
Perusahaan kemasan plastik terbesar di Asia Pasifik, Thong Guan Industries Bhd, resmi berinvestasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang.
Langkah ini sejalan dengan arah kebijakan hilirisasi yang dikawal pemerintah sejak era Presiden Joko Widodo hingga Presiden Prabowo Subianto.
Perusahaan pemrosesan serta pengemasan makanan dan minuman, Tetra Pak meresmikan fasilitas produksi material tahap kedua di Binh Duong, Vietnam.
Perluasan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memungkinkan Sozio merespons kebutuhan pelanggan secara lebih cepat dan efektif di seluruh wilayah.
Kondisi paling memprihatinkan ditemukan pada PT SBJ yang memiliki 12 tungku peleburan untuk kapasitas 8.816 ton per tahun, namun sama sekali tidak memiliki cerobong.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved