Headline

Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.

Di Pameran ini, Ada Kulit Kapibara dan Musang, Bahan Baku Sepatu atau Tas

Iis Zatnika
15/8/2025 15:03
Di Pameran ini, Ada Kulit Kapibara dan Musang, Bahan Baku Sepatu atau Tas
Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025 diselenggarakan pada14–16 Agustus 2025 di Jakarta International Expo, Kemayoran.(MI/Iis Zatnika)

Jelita, kamu penasaran dengan aneka bentuk kulit hewan yang jadi bahan baku sepatu, tas, dan aneka aksesoris? Kulit buaya, ular piton, musang, hingga kapibara, semua jenis kulit hewan dengan jaminan legalitas dan diimpor dari Polandia itu telah siap pakai buat dijadikan bahan baku aneka produk fesyen. 

Kulit buaya yang telah diwarnai itu digantung dengan ukurannya yang asli, masih terdapat bagian kaki dan lehernya, sementara kulit musang masih terlihat dengan bulu-bulu yang lembut, warna cokelat yang bergradasi dipertahankan. Sedangkan kulit piton, telah sepenuhnya diwarnai, tak menyisakan motif aslinya. 

Stand pemasok bahan kulit siap pakai itu bisa kamu jumpai di Indo Leather & Footwear (ILF) Expo 2025 yang diselenggarakan pada 14–16 Agustus 2025 di Jakarta International Expo, Kemayoran. Sebagian perusahaan Indonesia yang mengelola bahan baku lokal, namun ada pula yang mengimpor. Ada pula perusahaan asal Tiognkok hingga Taiwan yang juga ikut pameran. 

Selain itu, buat kamu yang tengah menjajaki peluang bisnis sepatu, tas, serta aneka aksesoris, juga bisa pabrik yang bisa menerima order maklon, bahkan ada pula konsultan desain yang memastikan desain produk hingga kemasan siap diterima pasar. 

Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko yang hadir pada pembukaan pameran, Kamis (15/8), menyatakan optimistis industri sepatu nasional akan terus bertumbuh, termasuk pada skala usaha yang lebih kecil, bahkan mampu menyaingi Vietnam. Namun, pemacunya bukan soal keterampilan pekerja atau faktor daya saing lainnya. "Karena tingkatan mereka sudah lebih tinggi, orang Vietnam yang mau bekerja di manufaktur semakin sedikit karena ada banyak pilihan industri lainnya. Jadi lebih sulit mencari pekerja di sana, jadi walaupun tingkat upah kita lebih tinggi, masih lebih mudah mencari pekerja di Indonesia dibandingkan Vietnam," kata Eddy. 

Kementerian Perdagangan mencatat nilai ekspor produk alas kaki Indonesia pada 2024 mencapai 7,08 miliar dolar AS, sehingga menduduki peringkat ke-6 dunia sebagai eksportir produk alas kaki, dengan pangsa pasar mencapai 3,99 persen. Selama periode 2020-2024, pertumbuhan rata-rata ekspor sektor ini mencapai 8,51% per tahun.     

Pada kuartal pertama 2025, nilai ekspor produk alas kaki Indonesia mencapai 1,89 miliar dolar AS, meningkat 13,80% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Selain Timur Tengah, Amerika Serikat juga menjadi pasar utama ekspor Indonesia, selain negara-negara Eropa, seperti Jerman, Belanda, dan Belgia. Ekspor alas kaki ke Timur Tengah sendiri pada 2024 mencapai 9,71 miliar dolar AS, dengan Kuwait sebagai salah satu negara yang menjadi salah satu sasaran utama. 

Eddy juga menyatakan optimismenya dengan besaran tarif ekspor ke AS sebesar 19% yang dinilai bersahabat bagi para pelaku usaha Indonesia . Pameran yang diselenggarakan ke-18 kalinya diisi lebih dari 280 peserta, termasuk 50 UMKM Indonesia serta pemain global dari Tiongkok, Hong Kong, India, Italia, Jerman, Korea Selatan, Malaysia, Swis, Taiwan, dan Vietnam. Pameran menargetkan 15.000 pengunjung. Produk yang ditampilkan meliputi alas kaki mulai sepatu  yang terdiri atas sepatu fesyen, boots, flat shoes, dan sandal. Ada pula produk kulit untuk fesyen, furnitur, aksesoris, dan kulit eksotik, serta mesin-mesin pengolahan bahan baku, tekstil, sneakers, dan layanan pendukung industri. (X-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iis Zatnika
Berita Lainnya