Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Kasus DBD di Sejumlah Daerah di Jawa Tengah Masih Tinggi

Akhmad Safuan
25/4/2024 10:30
Kasus DBD di Sejumlah Daerah di Jawa Tengah Masih Tinggi
Dinas Kesehatan di sejumlah daerah di Jawa Tengah mencatat tingginya kasus demam berdarah dengue (DBD)(Antara)

KASUS demam berdarah dengue (DBD) di sejumlah daerah di Jawa Tengah masih tinggi. Dinas Kesehatan di berbagai daerah meminta warga tetap waspada, karena cuaca dengan intensitas hujan masih cukup tinggi. 

Kawasan yang masih tinggi ada di Jepara, Kudus, Demak, dan Semarang juga masih tinggi.

Selain masih belasan pasien DBD dirawat di RSUD Kalijaga Demak. Di sejumlah rumah sakit di daerah juga masih dipenuhi pasien. Salah satunya RS Panti Wilasa Semarang masih terdapat 75 pasien menderita akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut. 

Baca juga : Jumlah Kasus DBD di Bali Terus Meningkat, 6 Orang Meninggal Hingga Pertengahan April

"Masih fluktuatif tetapi puncaknya pasien DBD pada Januari-Maret lalu capai 154 pasien," ujar Wakil Direktur Pelayanan Medis RS Panti Wilasa Semarang Tiurlan Pardamean.

Kepala Dinkes Kota Semarang Moh Abdul Hakam mengatakan kasus DBD masih menjadi ancaman serius kesehatan warga di berbagai daerah, sehingga untuk penanganan cepat hingga saat ini di sejumlah rumah sakit dan puskesmas di Kota Semarang masih dilakukan rapid test untuk deteksi dini.

"Sebanyak 41% pasien DBD adalah remaja, 22 persen dewasa, 9% anak-anak, pralansia delapan persen dan sisanya lansia," kata Abdul Hakam.

Baca juga : Kasus DBD Meningkat di Klaten, 17 Warga Meninggal

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yunita Dyah Suminar mengungkapkan kasus DBD di Jawa Tengah periode Januari-Maret 2024 telah mencapai 4.403 kasus dengan 115 kematian.

"Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kasus DBD tahun 2024 lebih tinggi," tambahnya.

Kasus DBD dulu berbicara masalah trombosit, lanjut Yunita Dyah Suminar, namun sekarang gal itu tidak bisa, karena harus dilihat secara klinis tanda-tanda dari pasien DBD sehingga harus terus dilakukan edukasi kepada warga untuk deteksi dini dan pemberian pemahaman tentang gejala dari demam berdarah.

Meningkatnya kasus DBD di Jawa Tengah ini, demikian Yunita Dyah Suminar, terjadi karena anomali cuaca yang menyebabkan musim hujan yang terjadi cukup panjang, sehingga kewaspadaan harus dilakukan termasuk juga dengan menjaga kebersihan lingkungan agar tidak sampai berkembang nyamuk aedes aegypti.

"Kita siapkan fasilitas kesehatan termasuk ruang perawatan serta obat-obatan diperlukan di berbagai daerah jika terus terjadi peningkatan," imbuhnya. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya