Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BALAI Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat selama seminggu dari hari Jumat (12/4) hingga Kamis (18/4), kawasan puncak Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta diguncang 1.013 kali gempa.
Kepala BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santosa, Jumat (19/4) menjelaskan, kegempaan yang terjadi itu terbanyak adalah jenis gempa guguran (RF) yang tercatat terjadi hingga sebanyak 508 kali, disusul 382 gempa fase banyak atau hybrid, 85 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 22 kali gempa frekuensi rendah dan 16 kali gempa tektonik.
"Intensitas gempa pada pekan ini masih cukup tinggi. BPPTKG Yogyakarta juga mencatat terjadinya 875 kali gempa yang terdiri dari satu kali gempa awan panas guguran, 75 kali gempa vulkanik dangkal, 14 kali gempa frekuensi rendah, 425 kali gempa guguran dan 17 kali gempa tektonik pada minggu kemarin,” kata Agus.
Baca juga : Seminggu Terakhir, Guguran Lava Gunung Merapi 44 Kali Mengarah ke Hulu Sungai Bebeng
BPPTKG, ujarnya, juga mencatat terjadinya satu kali awan panas guguran ke arah barat daya atau masuk ke hulu Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter. Sedangkan guguran lava terdeteksi terjadi sebanyak 111 kali juga ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.700 meter dan terdengar dua kali suara guguran.
Asap dengan ketinggian hingga 175 meter dari puncak, terjadi pada Kamis (18/4), berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal dan tekanan lemah hingga tekanan tinggi.
Sementara kubah lava, Agus menjelaskan, kubah lava barat daya terukur volumenya mencapai 2.054.600 meter kubik dan kubah tengah volumenya mencapai 2.358.200 meter kubik. Volume kedua kubah lava tersebut, relatif tidak banyak perubahan.
Baca juga : Awan Panas Guguran Gunung Merapi Meluncur hingga 1,5 Km
Selama seminggu lanjutnya, kawasan Gunung Merapi juga sempat diguyur hujan dan dilaporkan oleh Pos Pengamatan Gunungapi Merapi di Babadan, Magelang dengan intensitas curah hujan 51 milimeter per jam selama 35 menit.
"Namun tidak dilaporkan terjadinya penambahan aliran lahar di sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Merapi," katanya.
BPPTKG Yogyakarta, imbuhnya, belum mengubat status Gunung Merapi dan masih mempertahankan pada Level III atau Siaga.
Baca juga : Guguran Lava Pijar Gunung Merapi Masih Terjadi
Agus Budi Santosa menegaskan jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Menurut dia, dari data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
"Kami minta masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran atau APG terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," katanya. (AU/Z–7)
Evakuasi dini dilakukan untuk mencegah jatuhnya korban jiwa seperti yang terjadi pada 1985. Saat itu gunung Nevado del Ruis di Kolombia meletus dan menewaskan lebih dari 25.000 orang.
Indonesia terletak di wilayah ekuator yang secara sistem dinamika cuaca tidak memungkinkan terjadinya gelombang panas.
MASYARAKAT diminta waspada, sebab dari hasil pemeriksaan menunjukkan landaan awan panas mencapai 11 km serta landaan aliran lahar mencapai jarak 16 km dari puncak Gunung Semeru
GUNUNG Semeru kembali luncurkan Awan Panas Guguran (APG) pada Rabu (5/12).
Berdasarkan pantauan CCTV Semeru, fenomena APG terus berlangsung hingga pagi ini pukul 07.42 WIB dengan jarak luncur bervariasi antara 5 sampai 7 km.
Apabila manusia menghirup abu vulkanik, bisa menimbulkan permasalahan pada bagian pernapasan, dan kerusakan di bagian paru-paru.
Kondisi Pascagempa di Kertasari Kabupaten Bandung
Horison Resort Pondok Layung Anyer memperkenalkan konsep Worry-Free Getaway, menegaskan komitmennya untuk memberikan pengalaman liburan yang aman dan nyaman bagi para tamu
BADAN Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) akhirnya bisa memetakan sesar aktif yang menjadi pemicu gempa bumi di Kabupaten Sumedang Jawa Barat (Jabar) pada pergantian Tahun 2024.
Pengajuan bagi penerima bantuan stimulan tahap keempat relatif cukup alot. Pengajuan sudah dilakukan sejak tahun lalu.
Di wilayah Bandung Raya, terdapat patahan atau sesar lembang yang berada di utara Kota Bandung. Sesar aktif ini berpotensi menimbulkan gempa bumi dengan skala magnitudo 6,8 hingga 7.
Masyarakat tetap harus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi gempa, tapi tak harus panik dengan berbagai informasi menyangkut prediksi potensi gempa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved