Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Demi Bertahan Hidup Petani Demak Panen Gabah Busuk

Akhmad Safuan
29/2/2024 15:10
Demi Bertahan Hidup Petani Demak Panen Gabah Busuk
Petani memeriksa sawahnya setelah belasan hari terendam banjir di Demak.(Dok. Antara)

TANGIS Achmadi, 65, petani di Desa Cangkring Rembang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak tidak dapat ditahan lagi. Ketika pulang dari pengungsian, ia menyaksikan tanaman padi di sawahnya telah menguning dan gabah yang membusuk. Gagal panen sudah di depan mata dan kerugian capai puluhan juta rupiah dipastikan harus diterima.

Banjir yang hampir 15 hari lamanya merendam puluhan desa di Kecamatan Karanganyar, Demak, tersebut telah cukup membuat kehancuran. Warga yang sebagian besar mengandalkan hidup dari bertani tidak dapat berbuat banyak menghadapi bencana ini.

Tak hanya Achmadi, puluhan petani lain juga akhirnya memilih nekat turun ke sawah di tengah hamparan tanaman padi siap panen yang membusuk. Dengan raut muka penuh kesedihan, mereka membabati tanaman padi untuk mengais gabah yang masih bisa diselamatkan. Hasilnya tidak banyak, hanya beberapa karung itu pun kondisinya setengah membusuk dengan warna kecoklatan.

Baca juga : Jokowi Instruksikan Jajarannya untuk Antisipasi Gagal Panen Padi

Namun dengan sabar para petani korban banjir di Demak tetap memilah gabah sebutir demi sebutir dari karung agar tetap dapat dijemur dan digiling.

"Dari satu kwintal gabah dibawa pulang, hanya sepuluh kilo gabah telah busuk yang masih bisa dijadikan beras," ujarnya.

Baca juga : Dampak Banjir, Jawa Tengah Kehilangan Puluhan Ribu Ton Gabah

Foto: Foto aerial sejumlah petani memanen tanaman padi yang rusak akibat banjir di Demak. (Dok. Antara Aji Styawan)

Jelas tidak layak jual, lanjut Achmadi, maka beras hasil sisa panen yang masih dapat diselamatkan ini untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Bahkan kerugian ditanggung cukup besar capai Rp35 juta-Rp40 juta, karena ada dua hektare tanaman padi tidak dapat dipanen lagi setelah lebih 10 hari terendam banjir.

Petani lain Suparni, 50, tidak kalah sedihnya, bahkan suara sesunggukan menahan tangis terdengar hingga beberapa meter ketika butiran gabah di tangannya sudah tidak dapat diselamatkan. Wajahnya yang kuyu setelah cukup lama hidup di pengungsian semakin terasa berat menahan beban hidup.

Baca juga : Pemberian Bantuan Gagal Panen Rp8 Juta per Hektare Kembali Dilanjutkan

"Mau Ramadan, padi yang diharapkan dapat menjadi bekal menjalani ibadah puasa tidak bisa lagi dikonsumsi," ungkap Suparni.

Lebih sulit lagi menatap hidup kedepan, demikian Suparni, harga beras saat ini tinggi dan tidak terbeli hingga petani di sini yang sudah tidak memiliki panen terpaksa mengkonsumsi nasi dari gabah yang membusuk.

"Singkong atau ubi juga tidak ada, hanya ini yang dapat kami konsumsi," imbuhnya.

Baca juga : Dampak Banjir, Ribuan Ha Pertanian di Grobogan dan Demak Dipastikan Gagal Panen

Sementara itu berdasarkan dari Dinas Pertanian Kabupaten Demak, banjir hingga saat ini telah merendam 3.427 hektare lahan persawahan dan 1.975 hektare lainnya alami gagal panen. Dengan rata-rata setiap hektare menghasilkan produksi enam ton gabah kering giling, maka dipastikan daerah ini kehilangan 11.850 ton.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak Agus Herawan mengatakan kegagalan panen akibat bencana banjir lalu merupakan pukulan berat bagi ribuan petani di daerah ini. Karena besarnya kegagalan panen menjadikan petani sulur untuk bangkit kembali dari keterpurukan.

Pemerintah Kabupaten Demak, lanjut Agus Herawan, berupaya mengatasi kesulitan yang dihadapi petani korban banjir. Selain memberikan bantuan benih bagi petani agar dapat kembali melakukan penanaman, juga mengajukan klaim asuransi pertanian Rp6 juta per hektare agar segera dapat diberikan.

"Kita akan terus berupaya melakukan pembangkitan pemulihan kondisi petani korban banjir di daerah ini," ujarnya.

(Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya