Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Topan Wipha Picu Banjir Parah di Filipina, Kini Bergerak ke Vietnam

Ferdian Ananda Majni
22/7/2025 15:32
Topan Wipha Picu Banjir Parah di Filipina, Kini Bergerak ke Vietnam
Ilustrasi(Antara/Xinhua)

TOPAN Wipha menyebabkan hujan deras dan banjir besar di Filipina pada akhir pekan lalu, menewaskan sedikitnya lima orang dan memaksa ribuan warga mengungsi. Kini, badai tersebut telah bergerak menuju Vietnam utara dengan kekuatan sebagai badai tropis yang parah.

Menurut badan cuaca nasional Vietnam, pada Selasa (22/7) pukul 06.00 waktu setempat, Topan Wipha terpantau berada sekitar 60 kilometer dari lepas pantai Kota Haiphong. Angin kencang tercatat mencapai 102 kilometer per jam (63 mph), dengan kecepatan pergerakan sekitar 15 kilometer per jam (9,3 mph) ke arah barat daya.

Meski belum ada laporan korban atau kerusakan dari wilayah Vietnam, otoritas setempat bersiaga penuh. Sekitar 350.000 personel militer telah disiagakan menghadapi kemungkinan banjir dan longsor. 

Lembaga prakiraan cuaca Vietnam memprediksi curah hujan bisa mencapai 500 milimeter, terutama di Provinsi Hung Yen dan Ninh Binh yang berada di selatan ibu kota Hanoi. Topan Wipha diperkirakan akan melemah menjadi tekanan rendah pada Selasa malam.

Sementara itu, Filipina mengalami dampak paling parah dari hujan pasca-topan. Aktivitas di ibu kota Manila lumpuh pada Selasa, dengan puluhan ribu orang dievakuasi. 

Dua orang dilaporkan hilang, termasuk seorang perempuan lansia dan sopirnya yang tersapu arus deras saat melintasi jembatan di Caloocan.

"Mobil mereka ditemukan tadi malam. Operasi penyelamatan masih berlangsung, tetapi hingga hari ini, mereka belum menemukan keduanya," kata John Paul Nietes, asisten pengawas pusat operasi darurat, kepada AFP.

Puluhan ribu mengungsi

Sungai Marikina meluap setelah hujan deras semalaman, memaksa lebih dari 23.000 penduduk di sekitarnya untuk mengungsi ke lokasi aman seperti sekolah dan balai desa. Di wilayah Quezon dan Caloocan, sekitar 25.000 orang juga telah dievakuasi.

Laporan dari Dewan Pengurangan Risiko Bencana dan Manajemen Nasional (NDRRMC) menyebutkan, hingga Senin (21/7), lima korban jiwa telah tercatat, lima orang lainnya mengalami luka-luka dan tujuh lainnya dinyatakan hilang, seperti dikutip dari Enquirer.net.

Setiap tahunnya, sekitar 20 badai besar menerjang atau mendekati Filipina. Negara kepulauan ini sangat rentan terhadap bencana alam, terutama di wilayah-wilayah termiskin. Dampak badai diperkirakan semakin memburuk akibat perubahan iklim.

Sebagai catatan, awal tahun ini, Vietnam sempat dihantam Topan Super Yagi yang menewaskan sekitar 300 orang dan menyebabkan kerugian ekonomi sebesar US$3,3 miliar. (Fer/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya