Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PADA hari ini, Minggu (18/2), sebanyak 4 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Boyolali, Jawa Tengah, secara serentak melakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU).
Pencoblosan ulang mesti dilakukan karena saat pemungutan dan penghitungan surat suara ditemukan data pemilih yang menggunakan hak pilihnya tidak sesuai ketentuan.
Salah satu lokasi pencoblosan ulang berada di TPS 7 Desa Mojolegi, Kecamatan Teras, Boyolali, Jawa Tengah. Pemungutan Suara Ulang (PSU) di tempat ini mesti dilakukan karena ditemukan data pemilih yang tidak sesuai dengan ketentuan.
Baca juga : Bikin Gemes! Ada Petugas TPS Berkostum SD di Kebumen
Tepatnya, saat dilakukan pemungutan dan penghitungan surat suara, ditemukan data 2 orang pemilih yang berasal dari luar Propinsi Jawa Tengah ikut mencoblos tapi tidak melengkapi surat pindah pencoblosan. Kedua warga lokal yang telah lama merantau di luar kota ini hanya menyerahkan KTP, tapi tetap dilayani petugas untuk ikut mencoblos.
Berdasar Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ditetapkan, terdapat 227 orang jumlah pemilih di DPT 7 Desa Mojolegi. Seluruh nama yang masuk DPT sudah dikirimi surat undangan untuk melakukan pencoblosan ulang.
Hingga Minggu (18/2) siang, tingkat partisipasi pemilih masih relatif tinggi. Salah seorang warga pemilih di TPS 7, Mulyono mengaku, meski repot, dia tetap mau datang kembali ke TPS untuk menggunakan hak pilih.
Baca juga : Banjir Demak, Petugas TPS Pemilu 2024 Jadi Relawan
Walaupun tidak mengetahui pasti kenapa mesti dilakukan pencoblosan ulang, Mulyono tidak mau ambil pusing. Sebab, Mulyono menilai, apa yang dilakukannya sudah merupakan tugas dan kewajiban sebagai warga negara untuk ikut mensukseskan Pemilu 2024.
Dikonfirmasi di lokasi PSU TPS 7, Ketua KPU Boyolali, Maya Yudayanti menjelaskan, PSU mesti dilakukan karena memang ditemukan data pemilih yang tidak sesuai ketentuan.
Di TPS 7 hanya ada 2 surat suara yang dilakukan cobos ulang. Yakni, surat suara untuk pemilihan presiden-wakil presiden dan anggota DPR RI. Selain di TPS 7 Desa Mojolegi, ada 3 TPS lain di Boyolali yang mesti melakukan PSU.
Baca juga : Puluhan Pengawas TPS Grobogan Keracunan Massal Usai Bimtek Pemilu 2024
Yakni, TPS 16 Desa Karanggeneng Kecamatan Boyolali, TPS 2 Desa Kedunglengkong Kecamatan Simo, dan TPS 13 Desa Urutsewu Kecamatan Ampel. Alasan dilakukannya PSU sama. Yakni, ditemukannya data pemilih yang tidak sesuai ketentuan. (MGN/Z-4)
Sangat dimungkinkan Serat Witaradya ini ditulis pujangga besar tanah Jawa, Raden Ngabehi Ranggawarsita pada tahun 1863 Masehi.
VIRUS penyakit mulut dan kuku (PMK) meluas dengan cepat di sejumlah sentra sapi potong di Kabupaten Boyolali, dan telah mengakibatkan 19 ekor kematian serta menginfeksi 188 sapi milik peternak.
APSPI mendesak Presiden Prabowo Subianto segera meneken regulasi yang mewajibkan industri pengolahan susu (IPS) menyerap sepenuhnya produksi susu dalam negeri.
Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali (Disnakkan) menunggu keseriusan Industri Pengolahan Susu (IPS) menyerap total produksi susu lokal.
WAKIL Ketua DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Saan Mustopa buka suara soal viralnya peternak sapi di Pasuruan yang membuang 500 ribu liter susu. Pemerintah diminta memprioritaskan perhatian
Ditjen PKH bersama Komite Pengawas Perpajakan dan Pemda Boyolali turun tangan untuk memfasilitasi solusi bagi peternak sapi perah UD Pramono.
Duta Besar Australia untuk Indonesia Rod Brazier berkunjung ke Yogyakarta, Magelang, dan Semarang di Jawa Tengah pada 11-13 Agustus 2025.
Polres Pati, Jawa Tengah, menegaskan bahwa informasi yang beredar di media sosial terkait meninggalnya dua polisi akibat demo di Pati merupakan hoaks, atau tidak benar
AKSI unjuk rasa di Alun - Alun Pati, Rabu pagi (13/8), mulai berlangsung.Masyarakat sudah hadir untuk menyampaikan aspirasi, kepolisian memberi pengamanan dan pendekatan humanis
Gerakan pangan murah (GPM) dalam sepekan terakhir dan diperkirakan masih akan berlangsung hingga beberapa pekan ke depan
CUACA ekstrem berpotensi di sejumlah daerah di Jawa Tengah, Senin (12/8), hujan ringan hingga lebat mengguyur sebagian besar daerah sehingga diminta warga untuk waspada
Gelombang tinggi di perairan tersebut cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran seperti kapal nelayan, tongkang, kapal barang dan penumpang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved