Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PARA petani di Kecamatan Lembursitu Kota Sukabumi, Jawa Barat, meminta bantuan pemerintah daerah setempat membenahi pengairan. Pasalnya, pengairan merupakan penunjang utama keberlangsungan sektor pertanian.
Penjabat Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji, mengaku sudah menerima aspirasi atau keluhan para petani di Kecamatan Lembursitu itu. Pemkot Sukabumi merespons positif keinginan para petani tersebut.
"Aspirasi ini berdasarkan hasil rembuk KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan). Aspirasi ini tentu harus ditindaklanjuti dengan cepat untuk keberlanjutan produksi pertanian, khususnya di lahan sawah," kata Kusmana, belum lama ini.
Kusmana menyadari betul lahan pertanian di Kota Sukabumi relatif cukup terbatas. Belum lagi ditambah dengan alih fungsi lahan sebagai konsekuensi perkembangan pembangunan.
"Dampaknya, produksi sektor pertanian, terutama padi sawah sangat terbatas. Selama ini produksi beras dari lahan yang terbatas di Kota Sukabumi hanya mampu memenuhi 30% kebutuhan masyarakat. Sisanya masih mengandalkan pasokan dari luar daerah seperti Kabupaten Sukabumi maupun Kabupaten Cianjur," jelasnya.
Baca juga:
> Hujan Datang, Petani Tasikmalaya Mulai Olah Sawah
> Sejumlah Kecamatan di Sukabumi Dilanda Tanah Longsor
Selain keterbatasan lahan, kata Kusmana, tantangan lain sektor pertanian di Kota Sukabumi yakni regenerasi petani. Hingga saat ini para petani di wilayah itu mayoritas berusia di atas 50 tahun.
"Masih ada keengganan dari kalangan generasi muda terjun di sektor pertanian. Pada era Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum, Pemprov Jabar pun program petani milenial dengan sasaran kalangan generasi muda. Tapi program ini juga baru berjalan efektif pada tahun ketiga. Nah, di Kota Sukabumi butuh regenerasi petani dari kalangan generasi muda," tegas Kusmana.
Banyak terobosan atau inovasi yang mesti dilakukan pada sektor pertanian. Kusmana pun mendorong pemanfaatan teknologi dan inovasi sebagai upaya meningkatkan sumber daya manusia, terutama animo generasi muda menggeluti sektor pertanian.
"Penggunaan teknologi juga diharapkan bisa meningkatkan produksi pertanian, selain upaya intensifimasi dan diversifikasi," pungkasnya. (Z-6)
MEMILIH kain tenun yang asli memang cukup menantang, terlebih apabila kita tidak mengetahui seperti apa tenun asli dan pertama kali membeli tenun asli. Agar tidak tertipu saat membeli tenun
Lokasinya berada di bawah kaki Gunung Salak, sehingga tempat wisata ini memiliki udara yang sejuk. Bahkan wisatawan akan menikmati indahnya alam
Wisata yang pertama adalah Situ Gunung yang berlokasi di Desa Cisaat, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Di Situ Gunung ini terdapat beberapa lokasi wisata yang ada di dalamnya.
Harga beras sudah cukup stabil. Tapi dengan memasukinya musim panen padi yang diperkirakan bulan ini, kami harapkan harganya bisa kembali normal.
Naiknya harga daging ayam diikuti juga beberapa komoditas lain. Di antaranya cabai rawit hijau yang semula Rp35 ribu menjadi Rp40 ribu per kg.
Perkembangan media sosial menjadi momentum bagi kemajuan pariwisata di Sukabumi agar mampu menyedot perhatian para wisatawan.
Teknologi tidak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Hampir semua kalangan telah menggunakan teknologi, terutama untuk kepentingan pekerjaan, sekolah dan juga hiburan.
Perkembangan teknologi di era digital ini semakin pesat dan telah menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satunya yakni transformasi di bidang perekonomian dan keuangan.
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat dan permintaan konsumen yang semakin beragam menyebabkan model layanan keuangan tradisional sudah tidak relevan bagi konsumen
Perlindungan anak-anak dalam lingkungan online menjadi semakin penting seiring dengan peningkatan penggunaan teknologi.
Celltech bertekad menjadikan Indonesia menjadi pusat Stem Cell dan anti aging Dunia.
Kecantikan Jepang, telah lama menjadi pelopor dalam industri perawatan kulit dengan inovasi produk dan teknologi mutakhir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved