Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KEMARAU yang memuncak dengan fenomena El Nino tahun ini membuat monyet ekor panjang penghuni Merapi kawasan Boyolali, Jawa Tengah, harus merangsek turun ke permukiman warga. Hewan itu menyerbu ladang dan rumah warga guna mendapat makanan.
Sudah hampir sebulan terakhir, makanan buah untuk habitat kera di atas Merapi sudah habis. Ini karena dampak kemarau dan panas yang menyengat akibat sergapan El Nino.
"Jadi warga harus sering mengusir rombongan kera yang selalu memberikan perlawanan," tukas Kades Sanggup, Triyono, Jumat (23/10). Monyet yang turun itu merusak dan mencuri tanaman pangan warga lereng Merapi, bahkan berani menyerobot makanan di rumah rumah selama beberapa pekan terakhir ini.
Baca juga: Musim Kemarau, Ratusan Monyet Ekor Panjang di Banyumas Masuk Permukiman
Fenomena itu sangat menggelisahkan dan memunculkan konflik antara warga dengan hewan tersebut. Tiap hari warga membuat jebakan untuk menangkap monyet.
Namun, sejumlah pemerintah desa di lereng Merapi meminta bantuan kepada Dinas Lingkungan Hidup Boyolali agar bisa mengamankan puluhan monyet. Setelah ditangkap, monyet itu diserahkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah.
Baca juga: Kelaparan Kawanan Monyet Sowan ke Warga Desa di Kabupaten Tegal
DLH Boyolali menyikapi laporan warga terkait dengan konflik warga atau petani sejumlah desa di lereng Merapi dengan cepat. Mereka pun berkoordinasi dengan BKSDA Jateng untuk membantu penangkapan, agar bisa menurunkan serangan intensif monyet atas warga. "Ya gangguan itu tidak bisa dibiarkan, karena telah sangat merugikan. Pengelolaan tanaman pangan terganggu dan rusak. Pangan di rumah juga diserobot. Perlu pengurangan populasi di sini," tukas Sekretaris DLH Boyolali, Suraji, Jumat sore (13/10).
Dari laporan warga dan data yang ada, populasi monyet ekor panjang di wilayah lereng Merapi Boyolali sudah terlalu banyak. Yang berhasil ditangkapi warga di sejumlah desa saja mencapai 140 ekor lebih.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah yang datang di tengah warga desa yang terganggu mengatakan pihaknya akan merelokasi monyet yang tertangkap untuk dilepasliarkan di Pulau Nusakambangan. "Kita bawa atau lepasliarkan ke tempat habitatnya yang cukup pakan aman, kawasan cagar alam Nusakambangan," ungkap Kepala Seksi Konservasi Wilayah 1 BKSDA Jawa Tengah, Sudadi, ketika dikonfirmasi lewat telepon Jumat sore.
Dia memaparkan pemilihan lokasi relokasi monyet di Pulau Nusakambangan sudah melalui kajian habitat. Ketersediaan pakan terjamin sehingga pelepasliaran di sana dinilai aman terhadap keberlangsungan hidup monyet-monyet tersebut.
Sejauh ini, jebakan dan penangkapan monyet yang turun ke tegalan atau ladang warga sudah berkurang. "Namun kami tetap harus waspada. Karena situasi panas El Nino dan habisnya sumber makanan di atas Merapi tetap akan membuat kera turun ke desa. Jadi kami harus terus berjaga dan waspada," sergah Harjoko, warga Selo. (Z-2)
Potasium bisa dijadikan indikator baru dalam pemantauan aktivitas vulkanik, terutama untuk menilai potensi terjadinya letusan besar yang memicu pembentukan kaldera.
Dalam upaya memperkuat komitmennya terhadap pendidikan dan kesejahteraan sosial, Garrya Bianti Yogyakarta, hotel bintang lima di Yogyakarta yang merupakan bagian dari Banyan Group
Keberadaan Kopi Sleman pun diharapkan dapat semakin mendukung iklim pariwisata di kabupaten yang berada di kaki Gunung Merapi sisi Selatan.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X memimpin giat tanam pohon bersama Pemda DIY, Kraton Yogyakarta dan Pengurus Pusat Organisasi Pemuda Lintas Agama.
Gunung Merapi yang berada di perbatasan Magelang, Boyolali, Klaten (Jawa Tengah) dan Sleman (DIY) mengalami kegempaan ratusan kali dan kembali menggugurkan lava delapan kali.
Selama seminggu, terjadi gempa Fase Banyak 2.226 kali dan gempa Guguran mencapai 1.116 kali akibat aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
Sangat dimungkinkan Serat Witaradya ini ditulis pujangga besar tanah Jawa, Raden Ngabehi Ranggawarsita pada tahun 1863 Masehi.
VIRUS penyakit mulut dan kuku (PMK) meluas dengan cepat di sejumlah sentra sapi potong di Kabupaten Boyolali, dan telah mengakibatkan 19 ekor kematian serta menginfeksi 188 sapi milik peternak.
APSPI mendesak Presiden Prabowo Subianto segera meneken regulasi yang mewajibkan industri pengolahan susu (IPS) menyerap sepenuhnya produksi susu dalam negeri.
Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali (Disnakkan) menunggu keseriusan Industri Pengolahan Susu (IPS) menyerap total produksi susu lokal.
WAKIL Ketua DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Saan Mustopa buka suara soal viralnya peternak sapi di Pasuruan yang membuang 500 ribu liter susu. Pemerintah diminta memprioritaskan perhatian
Ditjen PKH bersama Komite Pengawas Perpajakan dan Pemda Boyolali turun tangan untuk memfasilitasi solusi bagi peternak sapi perah UD Pramono.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved