Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KEPALA Stasiun Klimatologi Kelas II Nusa Tenggara Timur (NTT), Rahmatulloh Adji, menyebutkan fenomena El Nino di daerah itu diprakirakan akan bertahan pada level moderat sampai Desember 2023, bahkan sampai dengan Januari dan Februari 2024.
Rahmatulloh menyebutkan hal itu dalam jumpa pers di Stasiun Klimatologi Kelas II NTT, Selasa (20/9).
Sedangkan fenomena Indian Ocean Dipole (IOD), yang merupakan salah satu pengendali iklim di Indonesia, diprakirakan akan tetap positif hingga akhir 2023. Kombinasi dari kedua fenomena diprakirakan akan berkontribusi pada mundurnya awal musim hujan dan durasi hujan yang lebih pendek terhadap normalnya di Indonesia.
Baca juga: Daerah yang Mengalami Krisis Air Bersih Meluas
"Sampai awal September 2023, El Nino masih berlangsung dengan intensitas moderat dengan nila anomali suhu di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur (atau disebut sebagai indeks Nino 3.4) sebesar +1,62. Kondisi anomali suhu muka laut di Samudera Hindia menunjukkan fenomena dipole mode event atau IOD dalam kondisipPositif dengan indeks dipole mode sebesar +1,19," sebut Rahmatulloh Adji.
Untuk awal musim hujan di NTT, Rahmatulloh menyebutkan sebanyak 19 atau 32% dari 28 zona musim (ZOM) akan turun hujan pada November 2023 meliputi sejumlah kabupaten di Flores, Timor, dan Sumba. Untuk 68% ZOM lainnya baru akan memasuki musim hujan pada Desember 2023.
Baca juga: 5 Kabupaten di Sulteng Berpotensi Kekeringan Parah
Menurutnya, jika membandingkan periode awal musim hujn 1991-2020, awal musim hujan di NTT pada 2023/2024 mundur dibandingkan normalnya pada 16 ZOM atau 57%, sedangkan diperkirakan sama dengan normal ada 11 ZOM (39%) dan maju sebanyak satu ZOM atau 4% yakni Manggarai Barat bagian tengah. Adapun puncak musim hujan 2023/2024 diprakirakan terjadi pada Februari 2023 sebanyak 16 ZOM atau 57%.
Kepala Pusat Iklim Terapan BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan menyebutkan, saat ini seluruh wilayah NTT masih mengalami musim kemarau yang bersamaan dengan fenomena El Nino. Dampak dari fenomena antara lain muncul kekeringan di beberapa wilayah kabupaten.
Untuk itu, masyarakat diingatkan melakukan upaya adaptasi seperti menghemat air, tidak melakukan aktivtas yang berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan, serta mencegah kemungknan timbulnyapenyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
"Kita perlu mengantisipasi musim hujan di NTT yang kira-akan datang di sekitar Desember. Kita melihat dampak dari fenomena kemarau yang dibayangi El Nino di beberapa kabupaten di NTT cukup signifkan. Untuk memetigasi dampak tersebut, kita butuh peran aktif dari masyarakat," ujarnya.
(Z-9)
“Sampai hari ini belum ada permintaan, meskipun prakiraan musim kemarau sebenarnya sudah dimulai pada dasarian ketiga bulan Mei. Tapi kita siapkan,”
TIGA daerah di Jawa Timur dalam status siaga darurat kekeringan akibat kemarau yang mulai melanda.
Warga berdoa agar hujan turun di tengah kekeringan yang melanda kawasan tersebut.
MEMASUKI musim kemarau, sejumlah wilayah di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mulai mengalami kekeringan.
"Kami juga sudah mempersiapkan anggaran untuk operasional truk tangki penyuplai air bersih yang jumlahnya ada lima unit dengan kapasitas 5.000 liter dan 4.000 liter,"
AKIBAT tidak turun hujan dan krisis air saluran irigasi, kekeringan lahan sawah di Kabupaten Pidie, Aceh, semakin parah.
MUSIM kemarau menyebabkan krisis air bersih di sejumlah wilayah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Krisis air bersih terjadi di Desa Lebaksiu Kidul, Kecamatan Lebaksiu, yang terdampak
Di beberapa titik seperti Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, kondisi kering telah berlangsung lebih dari lima bulan.
Sebagai langkah antisipasi, masyarakat diingatkan untuk tidak melakukan tindakan yang bisa memicu terjadinya kebakaran.
PLT Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menegaskan pihaknya akan cepat memberikan informasi daerah-daerah yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), khususnya di lahan gambut.
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved