Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Petani Jadi Kambing Hitam Setiap Karhutla

Denny Susanto
13/9/2023 11:37
Petani  Jadi Kambing Hitam Setiap Karhutla
Petani di Kalimantan Selatan sedang menjemur padi hasil panen.(MI/Denny Susanto )

BENCANA karhutla kerap dikaitkan dengan aktivitas para petani tradisional di Kalsel yang masih mengandalkan pembersihan lahan dengan cara membakar. Seolah menjadi kambing hitam budaya membakar lahan dinilai menjadi penyebab meluasnya karhutla.

Baru-baru ini Pemprov Kalsel menggelar diskusi publik yang menghadirkan Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor dengan perwakilan masyarakat
adat dan organisasi lingkungan terkait aktivitas dan budaya membakar lahan untuk berladang (pertanian) oleh masyarakat adat.

Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kalsel, Rubi, mengatakan ketergantungan masyarakat adat pada sumberdaya hutan sangat
tinggi.

"Keberadaannya tidak bisa dipisahkan. Hutan menyediakan segala yang dibutuhkan masyarakat adat terutama sumber makanan, minuman dan
obat-obatan. Masyarakat adat juga memiliki pengetahuan tradisional dalam membuka lahan dengan cara membakar," tegas Rubi.

Lahan yang dibakar itu dimaksudkan supaya tanah mengandung unsur keasaman yang berguna menyuburkan tanah tersebut. Serta ada ritual yang dilaksanakan dalam setiap tahapannya.

baca juga: Mekanisasi Pertanian untuk Tekan Karhutla

Dalam kepercayaan Masyarakat Adat Dayak Meratus, berladang merupakan bagian dari pelaksanaan ritual, selain untuk ketahanan pangan masyarakat juga merupakan cara untuk berhubungan langsung dengan Sang Pencipta. Jika terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya maka akan berdampak buruk bagi kehidupan orang tersebut dan keluarganya

Kepala Pusat Studi Bencana Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Sidharta Adyatma mengungkapkan mekanisasi pertanian menjadi solusi guna menekan karhutla  akibat aktivitas berladang maupun pembukaan lahan pertanian oleh petani tradisional.

"Daripada Pemda dan BNPB menghabiskan anggaran untuk pemadaman Karhutla yang demikian besar setiap musim kemarau, alangkah baiknya anggarannya digunakan untuk memfasilitasi petani, dengan membeli dan mengoperasikan alat mekanis pembersih lahan," tutur Sudharta, Rabu (13/9). (N-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya