Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Volume Air Bendungan dan Sungai di Pantura Jateng Menyusut Akibat Kemarau

Akhmad Safuan
13/8/2023 10:02
Volume Air Bendungan dan Sungai di Pantura Jateng Menyusut Akibat Kemarau
Warga mencari ikan di Waduk Tandon yang mengalami penyusutan debit air di Selogiri, Wonogiri, Jawa Tengah, Selasa (8/8).(ANTARA/MOHAMMAD AYUDHA)

PULUHAN ribu liter air bersih terus digelontorkan ke desa-desa di berbagai daerah di Pantura Jawa Tengah setelah volume bendungan, waduk, dan sungai menyusut. Bantuan itu disalurkan untuk menyelamatkan tanaman padi petani yang sampai harus membuat sumur bor akibat irigasi juga krisis air.

Dari pantauan Media Indonesia pada Minggu (13/8), kekeringan terjadi di beberapa daerah di Pantura Jawa Tengah dan terus meluas.

Beberapa pemerintah daerah, organisasi kemasyarakatan, kepolisian, dan perusahaan swasta terus menggelontorkan bantuan air untuk warga di desa-desa yang mengalaminya kekeringan. "Dari Polres bantuan air bersih capai 20 ribu liter ke desa ini," ujar Maryono, 45, warga Desa Desa Bologarang, Penawangan, Grobogan.

Baca juga: Komisi V DPR Dorong Infrastruktur Daerah untuk Atasi Masalah Kekeringan

Bantuan air bersih rata-rata 10 ribu liter per hari juga disalurkan PMI. Kepala Seksi Pelayanan dan Kemitraan PMI Kabupaten Grobogan Gesit Kristyawan mengungkapkan hingga saat ini ada 25 desa yang mengajukan permintaan bantuan.

Pelaksanaan Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Demak Agus Nugroho mengatakan guna memenuhi kebutuhan warga, sebanyak 98 tangki air masing-masing berkapasitas 5.000 liter.

"Distribusi air bersih sudah kita saluran di desa-desa tersebar di 14 kecamatan di daerah ini, diperkirakan jumlah desa terlanda kekeringan akan terus bertambah," imbuhnya.

Baca juga: Kekeringan, Ratusan Keluarga di Semarang Terpaksa Jalan Jauh untuk Mandi dan Cuci

Kekeringan juga mengancam petani karena sawah terancam gagal panen. Untuk menyelamatkan padi mereka, terpaksa dibuat sumur bor di sawah dengan mengeluarkan dana Rp30 juta-Rp40 juta seperti yang dilakukan petani di Desa Tamansari, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati.

Sekretaris Desa Tamansari, Kecamatan Jaken, Pati Sudiawan mengatakan pihaknya telah mengajukan surat permohonan kepada pengelola Waduk Randugunting, Blora agar dialirkan air. Pasalnya, 90 persen sawah saat ini mengandalkan air dari waduk itu.

Operator Waduk Seloromo di Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati Susanto mengatakan kondisi waduk ini mengalami penyusutan akibat kemarau panjang, sebelumnya volume air capai 9,5 juta meter kubik dan kini hanya 7,2 juta meter kubik, sehingga tidak dapat secara penuh mengaliri 4.600 hektare sawah di lima kecamatan, yakni Gembong, Tlogowungu, Pati Kota, Margorejo, dan Wedarijaksa. (Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya