Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Kebanyakan Kota Besar di Indonesia Diprakirakan Berawan

Budi Ernanto
26/7/2023 07:52
Kebanyakan Kota Besar di Indonesia Diprakirakan Berawan
Langit berawan di Kabupaten Pidie, Aceh, Jumat (30/6).(MI/AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE)

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kebanyakan kota besar di Indonesia pada Rabu (26/7) berawan atau cerah berawan.

Di Pulau Sumatra, prakirawan BMKG Gumilang Daranadian seperti dilansir dari Antara, menyampaikan, menurut prakiraan Kota Palembang dan Tanjung Pinang berawan; Kota Pekanbaru, Padang, dan Banda Aceh cerah berawan; dan Kota Jambi berkabut.

Hujan berpeluang turun di Kota Bandar Lampung, Bengkulu, Medan, dan Pangkal Pinang. Di Pulau Jawa, menurut prakiraan BMKG cuaca Kota Semarang dan Yogyakarta berawan; Kota Surabaya cerah berawan; serta Kota Serang, Jakarta, dan Bandung menghadapi hujan ringan. Kota Denpasar, Mataram, dan Kupang juga diprakirakan berawan.

Baca juga: Antisipasi Topan Egay, Warga Filipina Utara Diperintahkan Mengungsi

Di Pulau Kalimantan, cuaca diprakirakan cerah berawan di Kota Banjarmasin serta cerah berawan di Kota Palangka Raya, Samarinda, dan Tanjung Selor. Sementara itu, Kota Pontianak diprakirakan berkabut. Cuaca cerah berawan juga diprakirakan meliputi Kota Manado di Pulau Sulawesi.

Kota besar lain di Sulawesi seperti Makassar, Palu, dan Mamuju diprakirakan berawan pada Rabu, sementara Kota Gorontalo menghadapi peluang hujan ringan.

Kota Ternate dan Jayapura diprakirakan berawan sedangkan Kota Ambon dan Manokwari berpeluang mengalami hujan ringan.

Gumilang menyampaikan bahwa kehadiran Siklon Tropis Doksuri dan daerah konvergensi berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan, kecepatan angin, serta tinggi gelombang di bagian wilayah Indonesia.

Baca juga: Mengenal Fenomena El Nino dan Pengaruhnya terhadap Indonesia

Menurut dia, Siklon Tropis Doksuri terpantau di perairan utara Filipina dengan kecepatan angin maksimum 95 knot atau sekitar 175 kilometer per jam serta tekanan udara minimum 935 hectopascal.

Dia mengatakan bahwa sistem itu memunculkan daerah perlambatan kecepatan angin atau konvergensi yang memanjang di utara Kalimantan.

Selain itu, daerah tekanan rendah terpantau di wilayah Samudera Pasifik sebelah utara Papua, membentuk daerah konvergensi yang memanjang di wilayah Papua Barat dan juga Papua. Daerah konvergensi juga terpantau memanjang di wilayah Aceh, Bengkulu, Natuna, Nusa Tenggara Timur, Laut Sulawesi, serta Sulawesi Tenggara  hingga Sulawesi Tengah.   

Gumilang mengatakan bahwa kondisi-kondisi tersebut dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan serta peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang laut di area sekitar siklon tropis, daerah tekanan rendah, serta daerah konvergensi. (Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya