Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
GUBERNUR Sumatra Selatan Herman Deru mengingatkan tahun 2023 di Wilayah Sumsel akan mengalami kemarau ekstrem. Diakui Herman Deru, kondisi itu akan membuat wilayah di Sumsel akan lebih kering dibandingkan biasanya.
"Namun seperti yang kita tahu bahwa tahun 2023 ini musim kemarau kita akan ekstrem atau cenderung El Nino, sehingga akan lebih kering," kata Herman Deru.
Ia meminta ancaman kemarau ini menjadi perhatian serius agar kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan tidak sampai seperti kejadian karhutla pada 2015.
Baca juga : Sumatra Selatan Siap Jadi Tuan Rumah Piala U-17
"Peningkatan titik hotspot saat ini sudah kita rasakan, berdasarkan laporan Dinas Kehutanan di Sumsel sudah tercatat lebih dari 1.000 titik hotspot," ungkapnya.
Peningkatan ini sudah terjadi mulai bulan April lalu, dan jumlah itu lebih tinggi dari rata rata bulan April pada tahun-tahun sebelumnya.
Baca juga : Operasi TMC Sumsel Mampu Tekan Potensi Penambahan Titik Panas
"Walau kita tahu titik hotspot belum tentu juga titik kebakaran, tetapi ini sudah menunjukkan indikasi adanya potensi terjadinya kebakaran hutan," ungkapnya
Ia menjelaskan, selain melakukan pemadaman awal yang dilakukan sehingga kebakaran tidak sampai meluas. Perlu juga upaya pengawasan atau patroli, sosialisasi, dan edukasi bagi masyarakat yang melakukan pembakaran.
"Harapannya Dansub satgas Kabupaten dalam hal ini Bupati dengan menggerakkan potensi yang ada seperti kecamatan atau desa, sehingga terjadinya kebakaran itu dapat di cegah sedini mungkin," katanya.
Sementara itu Kepala BPBD Provinsi Sumsel Iriansyah mengatakan, ribuan personil gabungan disiapkan untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Sementara itu untuk peralatan yang distand by kan seperti kendaraan operasional, mesin pompa, baik pompa apung, pompa jinjing, selang, nozzel, alat pemadam dan lain-lain.
"Kendalanya ketika musim kemarau sulit mendapatkan air. Lalu untuk daerah rawan Karhutla di Ogan Ilir, OKI, Banyuasin dan Musi Banyuasin," pungkasnya. (Z-5)
Gelombang panas, terutama pada siang hari, mempercepat penguapan air dari daun dan tanah, menurunkan ambang kekeringan.
BEBERAPA desa di kawasan lereng Gunung Merapi, di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, kini mengalami kekeringan
Pemantauan Media Indonesia, Kamis (31/7) hujan masih turun di sejumlah daerah di Jawa Tengah terutama di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, namun dengan intensitas yang menurun.
Mundurnya musim tanam disebabkan adanya revitalisasi atau perbaikan saluran irigasi baik air yang mengalir melalui Saluran Induk Cipelang dan Saluran Induk Sindupraja.
Selain itu, BPBD juga akan membangun tiga sumur bor untuk mengatasi krisis air bersih.
KEMARAU panjang semakin berlanjut menyelimuti kawasan Provinsi Aceh.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Riau sejak 24 hingga 31 Agustus 2025.
Sebagai negara dengan area hutan yang didominasi oleh lahan gambut, komitmen pemerintah dalam melakukan upaya pencegahan dan mitigasi karhutla dinilai masih harus terus ditingkatkan.
Berdasarkan informasi, bibit kelapa sawit yang ditanami telah mencapai seluas 1 hektare (ha) di lokasi karhutla yang menghanguskan sekitar 50 ha lahan gambut.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Jambi selama 10 hari, sejak 10 hingga 19 Agustus 2025.
BNPB mencatat luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di enam provinsi prioritas tahun ini relatif kecil, hanya sekitar 3.000 hektare
Sejumlah langkah strategis yang dilaksanakan oleh Polri, TNI, BNPB, BMKG, instansi terkait, relawan dan elemen masyarakat, khususnya di Kalbar sudah berjalan baik dan kompak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved