Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Pentingnya Komunikasi Krisis ASN terkait Karhutla

Wisnu Arto Subari
31/7/2025 20:27
Pentingnya Komunikasi Krisis ASN terkait Karhutla
Petugas BPBD Kabupaten Kubu Raya menyemprotkan air untuk memadamkan kebakaran lahan gambut di Desa Durian, Kecamatan Sungai Ambawang, Kalimantan Barat, Selasa (29/7/2025). Petugas pemadam kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mengatakan beberapa hektare lah(Antara/Jessica Wuysang)

DI tengah isu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) meningkat, peran aparatur sipil negara (ASN) dalam mengelola komunikasi krisis semakin penting. Kecepatan dan ketepatan dalam menyampaikan informasi kepada publik, serta kemampuan media handling secara efektif, kini menjadi keharusan. 

Plt Direktur Kemitraan Komunikasi Lembaga dan Kehumasan, Kemkomdigi, yang diwakili Ketua Tim Pengelolaan Komunikasi Strategis Pemerintah, Hastuti Wulanningrum, menyampaikan bahwa isu karhutla perlu ditangani bersama, termasuk dari segi komunikasi. "Kemenkomdigi, khususnya Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media, merupakan satuan tugas (satgas) yang bertanggung jawab dalam komunikasi publik mengenai isu kebakaran hutan dan lahan," ujar Hastuti Bimbingan Teknis Media Handling Komunikasi Krisis Isu Kebakaran Hutan dan Lahan di Palembang, Sumatra Selatan, pada Rabu (30/7).

Penanggulangan isu karhutla tidak bisa dikerjakan sendiri oleh Kementerian Kehutanan maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Kolaborasi lintas sektor dibutuhkan dalam mengelola krisis dan menyampaikan informasi ke masyarakat luas. "Di era digital, pengelolaan komunikasi krisis menjadi bagian yang tak terpisahkan dari upaya penanggulangan karhutla," tambah Hastuti.

Penanganan karhutla, saat ini memiliki urgensi yang semakin tinggi salah satunya terkait ancaman terhadap kesehatan masyarakat dan kerusakan alam. "Mitigasi awal, di awal musim kemarau, diperlukan dengan melaksanakan sosialisasi baik ke media sosial, dan lokasi-lokasi di rawan bencana," tambah Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Provinsi Sumatra Selatan, Sudirman.

Pengendali Ekosistem Hutan Madya Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Wilayah Sumatra, Nurhadi, menjelaskan di samping musim kemarau, upaya pembukaan lahan yang sembarangan juga dapat menyebabkan karhutla. Ia menekankan pentingnya partisipasi publik dalam mendukung Manggala Agni yang turun ke lapangan sebagai garda terdepan pemadaman karhutla. Salah satunya, tidak membersihkan lahan dengan membakar.

"Laporkan apabila sulit ditanggulangi, baik kepada pemadam kebakaran dan Manggala Agni. Libatkan masyarakat melalui masyarakat peduli api. Terakhir, lindungi sumber-sumber air khususnya saat kemarau melalui pembuatan sekat kanal atau embung," papar Nurhadi.

Dari segi media sosial, jurnalis Andromeda Mercury menyampaikan bahwa kini masyarakat mayoritas mencari informasi bukan dari mesin pencari, melainkan media sosial. Andromeda memaparkan dari dataindonesia.id bahwa per Januari 2025, Indonesia menempati urutan kedua negara dengan pengguna TikTok terbesar. 

"Ini di satu sisi menguntungkan jika narasinya positif. Akan tetapi kalau narasinya negatif, bisa sangat destruktif, masif, dalam hitungan menit, jam, bisa menyebar tanpa batasan jarak dan waktu," tekan Andromeda. (Ant/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya