Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Terus Merugi, Asosiasi Peternak Babi Desak Pemerintah Sediakan Vaksin ASF

Ardi Teristi Hardi
28/6/2023 20:22
Terus Merugi, Asosiasi Peternak Babi Desak Pemerintah Sediakan Vaksin ASF
Peternakan babi(Antara/Wira Suryantala)

KETUA Asosiasi Monogastrik Indonesia Sauland Sinaga mengungkapkan, populasi babi di Indonesia terus menurun setiap tahunnya karena serangan virus African Swine Fever (ASF). Ia pun mendesak agar pemerintah memperhatikan nasib para peternak babi dengan menyediakan vaksin ASF.

"ASF masuk ke Indonesia hampir berbarengan dengan Covid, sejak 2019. Akibatnya, populasi babi saat ini turun drastis, dari sekitar 15 juta ekor menjadi 3,8 juta ekor," kata dia dalam sosialisasi Vaksin ASF di Hotel Santika, Yogyakarta, Rabu (28/6).

Peternak pun sudah melakukan banyak cara pengobatan, tetapi tidak berhasil. Bahkan, peternak semakin merugi karena virus tersebut muncul setiap tahun. ASF sudah masuk ke hampir seluruh pulau di Indonesia, kecuali Papua.

Baca juga : Ribuan Ternak Babi di Sulawesi Selatan Mati Mendadak Karena Virus Demam Babi

Ia berharap, vaksin ASF bisa masuk ke Indonesia paling lambat Agustus tahun ini agar para peternak babi tidak semakin merugi. Vaksin tersebut, lanjut dia, harus masuk ke Indonesia melewati proses yang ada dan diedarkan secara legal.

"Kalau ilegal, itu nanti malah bahaya bagi peternak," papar dia. Oleh sebab itu, ia berharap negara punya rasa krisis (sense of crisis agar sekitar 1,3 juta peternak babi yang ada di Indonesia tidak terus terkena dampak virus ASF.

Baca juga : Ratusan Babi di Banyak Daerah Mati, Mentan Bantah karena Flu Babi Afrika

Ia pun menyambut positif upaya pihak swasta yang tengah memproses masuknya vaksin AVAC secara legal. Vaksin asal Vietnam tersebut dalam penelitiannya di Vietnam mampu melindungi babi dari serangan Virus ASF dan sudah didistribusikan ke negara ASEAN yang lain.

Vaksin AVAC yang akan masuk ke Indonesia diharapkan bisa mengatasi ASF di Indonesia dan mengembalikan populasi babi. 

"Perhitungan kami, butuh waktu hingga lima tahun untuk mengembalikan populasi babi seperti sebelum ASF masuk," kata dia.

Direktur Utama Putra Perkasa Genetika, Renaldy Anggada menyampaikan, virus ASF yang menyerang babi sudah lama masuk di Indonesia, sejak 2019. 

"Di pertemuan ini, para peternak babi berteriak karena banyak babi mereka yang mati tiba-tiba. Namun, vaksin untuk virus ASF belum tersedia di Indonesia," kata dia, yang perusahaannya akan mendistribusikan vaksin AVAC di Indonesia.

Oleh sebab itu, pihaknya tengah terus memproses agar proses perizinannya bisa cepat selesai. Karena vaksin tersebut merupakan produk Genetically Modified Organism (GMO) atau Produk Rekayasa Genetika, kata dia proses perizinannya harus melewati dua kementerian, yaitu Kementerian Pertanian dan Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 
(KLHK).

Proses perizinan di Kementerian Pertanian, aku dia, sudah beres dan sekarang tinggal menunggu di KLH. Ia pun berharap, perizinan vaksin tersebut bisa segera selesai dan para peternak babi bisa segera mendapatkan vaksin agar virus ASF bisa segera diatasi.

"Kami juga berharap, pemerintah bisa melegalkan vaksin ini biar bisa dijual di Indonesia," kata dia.

Vaksin tersebut sangat dibutuhkan para peternak babi agar mereka tidak merugi karena babi mereka mati mendadak. Di sisi lain, kebutuhan babi di masyarakat tidak hanya untuk konsumsi. Misalnya, di Bali, Babi juga digunakan untuk upacara adat. (Z-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya