Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
FORUM Kerukunan Umat Beragama Provinsi Kalimantan Timur (FKUB Kaltim) melakukan studi tiru kehidupan kerukunan dan moderasi beragama ke Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Rabu (21/6/2023).
Dalam studi ini itu, hadir Wakil Gubernur Kaltim H Hadi Mulyadi, Ketua MUI Kaltim KH Muhammad Rasyid, dan Ketua FKUB Kaltim Asmuni Alie di Ruang Rapat Gedung B Lantai 5, Kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang.
Dalam kunjungannya, FKUB Kaltim belajar langsung kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo tentang bagaimana toleransi antarumat beragama berjalan di Jateng.
Baca juga : Guru Besar UIN Walisongo Semarang: Moderasi Beragama Bukan Bid'ah
Di bawah kepemimpinan Ganjar, Provinsi Jateng dinilai sebagai tempat yang sangat kental dengan nilai-nilai toleransi tinggi meski dibalut banyak perbedaan di tengah masyarakatnya.
“Ingin banyak belajar dari Jawa Tengah. Jawa Tengah jumlah penduduknya banyak 37 juta, pasti banyak ragam masalah yang dihadapi. Tetapi kita melihat Pak Ganjar mampu dengan kepemimpinannya bersama dengan FKUB membangun kehidupan yang harmonis,” kata Hadi.
Telebih terdapat empat kota yang mendapat predikat kota toleran se-Indonesia versi SETARA Institute. Yakni Kota Salatiga, Kota Surakarta, Kota Semarang, dan Kota Magelang.
Baca juga : Toleransi di Era Ganjar Diapresiasi Pengasuh Ponpes Kauman Lasem
Hadi mengatakan, hal tersebut menjadi patokan Provinsi Kaltim untuk belajar mengenai kehidupan antarumat beragama dari Ganjar. Apalagi Kaltim akan menjadi Ibu Kota negara.
“Salah satu yang menarik kan di Kabupaten Klaten membentuk FKUB sampai ke tingkat desa. Jumlah personel itu lebih dari 5.000 dan itu menjadi terbesar, terlengkap se-Indonesia. Harapan kita ini bisa menjadi contoh di Kabupaten/Kota seluruh Indonesia,” kata Hadi.
Sementara, Ganjar menyambut baik studi tiru yang dilakukan FKUB Kaltim dari Jateng. Ganjar mengatakan, pertemuan ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam menciptakan kerukunan antarumat beragama.
Baca juga : Urgensi Moderasi Beragama Menopang Kemajemukan Indonesia
“Komitmen menjaga keberagaman oke, komitmen menjaga masyarakat bisa mendapatkan ruang, waktu, ibadah yang bagus oke, dan kita berbagi apa yang dikerjakan di Jawa Tengah,” katanya.
Ganjar pun mengajak anak-anak muda di kedua provinsi untuk turut serta menjaga kerukunan umat beragama. Sehingga, Indonesia sebagai negara toleran bisa diwujudkan dari seluruh elemen masyarakat.
“Harus dengan anak-anak muda, generasi milenialnya, generasi Z-nya, itu juga bisa mengerti dan memahami. Maka tadi kita sampaikan di Jawa Tengah ada FKUB muda sehingga mereka juga akan menceritakan kepada teman-temannya untuk menjaga dan merawat dengan perbedaan ini,” pungkas Ganjar. (Z-5)
,PERINGATAN Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-53 dan Rakernas X PKK sekaligus Hari Ulang Tahun (HUT) ke 45 Dekranas Tahun 2025 akan diselenggarakan di Samarinda dan Balikpapan.
GUBERNUR Kalimantan Timur Rudy Mas'ud (Harum) menyerahkan secara simbolis penghargaan Gratispol Umrah dan Perjalanan Religi kepada marbot dan penjaga rumah ibadah se-Kalimantan Timur.
Kemenkesmengungkapkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melakukan penyelidikan epidemiolog menyusul temuan 2 kasus covid-19 di provinsi tersebut.
Endang Setiawati, fasilitator Rumah Anak SIGAP di Kutai Kartanegara, berbagi kisah inspiratif tentang pentingnya pola asuh dan peran orang tua dalam tumbuh kembang anak.
Motif Wakaroros bukan sekadar corak estetis. Ia adalah narasi visual masyarakat Dayak Basap, suku adat yang hidup berdampingan dengan rimba Karst Sangkulirang-Mangkalihat.
Kawasan Segitiga Emas Samarinda–Balikpapan–IKN kian menjadikan Kalimantan Timur sebagai magnet baru investasi properti nasional.
BPIP dan UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan menggelar diskusi bertajuk “Aktualisasi Nilai Ketuhanan dan Kebangsaan dalam Menjaga Moderasi Beragama di Indonesia”. Edukasi Pancasila
Toleransi, katanya, adalah kata yang paling sering terdengar tapi terkadang bisa berbalik menjadi penyebab tindakan-tindakan intoleran.
Kementerian Agama menggagas Gerakan Ekoteologi, yaitu pendekatan keagamaan yang mendorong kepedulian lingkungan berbasis nilai-nilai spiritual.
Fondasi dari moderasi beragama yang kokoh tak hanya bertumpu pada edukasi atau pendekatan budaya semata, tetapi juga sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi masyarakat.
Dengan memahami makna semboyan bangsa tersebut maka akan muncul cinta, toleransi, dan kelembutan perlu dimiliki oleh setiap orang yang beragama.
Wasathiyah sejatinya mengantarkan manusia ke kehidupan yang sukses dan bahagia, baik di dunia maupun di akhirat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved