Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BENANG merah dalam merajut moderasi agama dengan kebangkitan bangsa adalah setiap orang dapat memahami makna Bhinneka Tunggal Ika. Dengan begitu tidak akan lagi adanya gesekan antarumat beragama di Tanah Air.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Dadang Kahmad mengatakan dengan memahami makna dari Bhinneka Tunggal Ika maka setiap orang akan sadar bahwa Indonesia miliki bersama dan harus dijaga dengan bijak.
"Kesadaran akan Bhinneka Tunggal Ika perlu ditanamkan kepada semua komponen bangsa dan agama apapun juga. Tanah Air Indonesia adalah milik bersama, jangan ada yang merasa paling memiliki dan menuduh orang lain tidak nasionalis," kata Dadang saat dihubungi, Selasa (6/5).
Selain itu dengan memahami makna semboyan bangsa tersebut maka akan muncul cinta, toleransi, dan kelembutan perlu dimiliki oleh setiap orang yang beragama. Hal itu juga sebagai modal setiap orang merajut moderasi beragama dengan kebangkitan bangsa.
"Modal itu juga yang cocok untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 2025 ini yaitu bangkit bersama untuk Indonesia maju yang menjadi syarat utama bagi suksesnya Indonesia Emas tahun 2045 nanti," ujar dia.
Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya sebuah semboyan melainkan harmoni yang menyatukan keberagaman, benang merah yang menjawab tantangan masa kini, hingga menjadi dasar untuk menjawab tantangan sosial ekonomi yang selama ini menjadi permasalahan di tengah masyarakat. (H-2)
GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi menekankan pentingnya pemulihan harmoni sosial di tengah masyarakat Cidahu, Sukabumi, setelah insiden perusakan rumah yang diduga dijadikan tempat ibadah.
Tidak hanya karena secara geografis wilayahnya berbukit-bukit dengan ketinggian 760 meter di atas permukaan laut (mdpl), tetapi juga karena desa itu tak ubahnya Indonesia mini dengan beragam agama.
BUPATI Intan Jaya, Papua Tengah, Aner Maisini mengungkapkan Hari Raya Idul Adha merupakan momen untuk memperkuat solidaritas dan toleransi umat beragama.
"Setiap ada hari besar keagamaan, warga tanpa memandang keyakinan dan namanya berkumpul, saling pengucapan selamat," jelas Kepala Dusun Thekelan Agus Supriyo.
Dialog antaragama merupakan sarana yang sangat penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan daya kritis, membangun hubungan antaragama yang baik dan bermakna.
Toleransi, katanya, adalah kata yang paling sering terdengar tapi terkadang bisa berbalik menjadi penyebab tindakan-tindakan intoleran.
Pelajari sejarah Budi Utomo, organisasi pertama pergerakan nasional Indonesia, beserta tokoh pendirinya seperti Soetomo dan Wahidin Soedirohoesodo
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved