Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
Budi Utomo adalah organisasi pemuda pertama di Indonesia yang menjadi tonggak kebangkitan nasional. Didirikan pada 20 Mei 1908 di Jakarta, organisasi ini lahir dari semangat para pelajar untuk memajukan pendidikan dan budaya bangsa. Artikel ini akan membahas sejarah terbentuknya Budi Utomo, tujuan organisasi, serta tokoh-tokoh penting di balik berdirinya.
Pada akhir abad ke-19, rakyat Indonesia menghadapi kesulitan akibat penjajahan Belanda. Pendidikan hanya bisa diakses oleh sedikit orang, terutama kaum priyayi. Sekolah Dokter Jawa (STOVIA) di Jakarta menjadi tempat lahirnya ide-ide baru. Para pelajar STOVIA merasa perlu mendirikan organisasi untuk memperjuangkan nasib bangsa. Budi Utomo lahir sebagai jawaban atas kebutuhan ini, dengan fokus pada pendidikan dan kebudayaan.
Gagasan awal datang dari Dr. Wahidin Soedirohoesodo, seorang dokter lulusan STOVIA. Ia mengusulkan pembentukan Studiefonds (dana pendidikan) untuk membantu pelajar berprestasi yang kurang mampu. Ide ini disambut baik oleh para pelajar STOVIA, terutama Soetomo, yang kemudian memimpin pendirian Budi Utomo.
Budi Utomo memiliki tujuan utama untuk memajukan pendidikan, kebudayaan, dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Jawa dan Madura. Organisasi ini ingin:
Meskipun awalnya tidak bergerak di bidang politik, Budi Utomo menginspirasi berdirinya organisasi lain yang lebih militan, seperti Indische Partij dan Sarekat Islam.
Budi Utomo didirikan oleh sembilan pelajar STOVIA yang memiliki visi besar untuk bangsa. Berikut adalah tokoh-tokoh utama pendirinya:
Soetomo adalah ketua pertama Budi Utomo. Lahir di Nganjuk, Jawa Timur, pada 30 Juli 1888, ia dikenal sebagai pelajar STOVIA yang penuh semangat nasionalisme. Soetomo memimpin organisasi dengan fokus pada pendidikan dan kebudayaan. Ia juga aktif dalam gerakan lain hingga wafat pada 1938.
Wahidin adalah penggagas utama Budi Utomo. Ia lahir pada 7 Januari 1852 di Sleman, Yogyakarta. Sebagai dokter, ia prihatin dengan kondisi rakyat dan mengusulkan Studiefonds. Meski bukan pendiri resmi, perannya sangat besar dalam menginspirasi para pelajar STOVIA.
Goenawan adalah sekretaris Budi Utomo dan sahabat dekat Soetomo. Ia lahir di Madiun pada 1880 dan aktif dalam menyebarkan gagasan organisasi. Goenawan juga terlibat dalam Sarekat Islam setelah keluar dari Budi Utomo.
Soeradji adalah tokoh yang mengusulkan nama "Budi Utomo". Ia lahir di Blora dan aktif sebagai komisaris organisasi. Soeradji dikenal karena semangatnya dalam memperjuangkan pendidikan.
Selain keempat tokoh di atas, pendiri Budi Utomo lainnya adalah:
Pada Juli 1908, Budi Utomo sudah memiliki 650 anggota, termasuk pelajar dan priyayi. Kongres pertama diadakan pada 3-5 Oktober 1908 di Yogyakarta. Kongres ini menghasilkan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga organisasi, serta menetapkan Raden Adipati Tirtokusumo sebagai ketua baru dan Dr. Wahidin sebagai wakil ketua. Kantor pusat dipindahkan ke Yogyakarta, sementara cabang Betawi dipimpin oleh pendiri STOVIA.
Budi Utomo terus berkembang hingga memiliki cabang di berbagai daerah. Meski fokus pada sosial dan budaya, organisasi ini menjadi cikal bakal pergerakan nasional yang mengarah pada kemerdekaan Indonesia.
Pada 1935, Budi Utomo melebur dengan Persatuan Bangsa Indonesia untuk membentuk Partai Indonesia Raya (Parindra) di bawah pimpinan Soetomo. Meski berakhir, warisan Budi Utomo tetap hidup sebagai simbol kebangkitan nasional. Tanggal berdirinya, 20 Mei, diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional setiap tahun.
Budi Utomo adalah organisasi perintis yang membuka jalan bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Didirikan oleh para pelajar STOVIA seperti Soetomo, Wahidin Soedirohoesodo, dan lainnya, organisasi ini fokus pada pendidikan dan kebudayaan. Meski tidak bergerak di politik, Budi Utomo menginspirasi generasi muda untuk bersatu melawan penjajahan. Hari Kebangkitan Nasional menjadi pengingat akan peran besar organisasi ini dalam sejarah Indonesia. (Z-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved