Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Tangkal Tantangan Radikalisme-Ekstremisme, UNJ Launching Griya Moderasi Beragama dan Bela Negara

Syarief Oebaidillah
31/12/2024 18:14
Tangkal Tantangan Radikalisme-Ekstremisme, UNJ Launching Griya Moderasi Beragama dan Bela Negara
UNJ bekerja sama dengan Kementerian Agama ( Kemenag) menggelar seminar penguatan ekosistem moderasi beragama sekaligus meluncurkan atau melaunching Griya Moderasi Beragama dan Bela Negara (GMBBN).(Dok UNJ)

TINGKAT radikalisme dan ekstremisme di Jakarta, seperti di banyak wilayah lain di Indonesia, menjadi perhatian serius  pemerintah dan masyarakat. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), terdapat penurunan Indeks Potensi Radikalisme secara nasional dari 12,2% pada tahun 2020 menjadi 10% pada tahun 2022. Penurunan ini menunjukkan adanya perbaikan, meskipun tantangan masih tetap ada.

Terkait itu, Universitas Negeri Jakarta atau UNJ turut berperan aktif dalam upaya meminimalisir radikalisme dan ektrimisme di Jakarta melalui beberapa inisiatif, di antaranya bekerja sama dengan BNPT mengadakan dialog dan sosialisasi mengenai pencegahan terorisme di lingkungan kampus, mengundang Menkopulhukam untuk memberikan kuliah umum tentang cara menangkal paham radikalisme, mengintegrasikan nilai-nilai toleransi, kebangsaan dan moderasi beragama dalam kurikulumnya dan mendorong mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan yang mempromosikan perdamaian, toleransi dan anti kekerasan.

Di akhir tahun 2024, UNJ bekerja sama dengan Kementerian Agama ( Kemenag) menggelar seminar penguatan ekosistem moderasi beragama sekaligus meluncurkan atau melakukan launching Griya Moderasi Beragama dan Bela Negara (GMBBN) sebagai upaya menangkal radikalisme dan ekstrimisme. 

Kegiatan tersebut telah dilaksanakan belum lama ini di kampus UNJ Jakarta  dihadiri Wakil Rektor IV UNJ, Dr. Andy Hadiyanto, MA, Direktur Pendidikan Islam Kemenag, Dr. M Munir, MA serta Narasumber Seminar  Dr. Khalid Syairozy, M.Si Pakar Moderasi Beragama. 
Dalam keterangannya hari ini, Ketua Pelaksana Rudi M Barnansyah, M.Pd.I mengutarakan acara ini disambut antusias berbagai kalangan, dihadiri dosen, mahasiswa  juga  pengurus GMBBN UNJ yang terdiri dari dosen lintas fakultas dan lintas agama. 

Warek IV UNJ Dr Andy Hadiyanto mengemukakan kegiatan seminar dan Launching GMBBN di UNJ sebagai upaya menciptakan kehidupan kampus yang harmoni antara umat beragama di UNJ. Dikatakan UNJ sebagai salah satu Perguruan Tinggi  yang di dalamnya terdiri banyak kalangan dosen dan mahasiswa dari berbagai agama harus mampu menanamkan nilai moderasi bergama dalam setiap aktivitas, keagamaan atau yang lainnya, sehingga nilai keharmonisan yang  di tanamkan mampu menjadi bagian menjaga nilai nilai moderasi dan keberagaman bersama.

Direktur Pendidikan Islam Kemenag M Munir dalam paparannya menekankan pentingnya GMBBN  bahwa keberadaan Griya Moderasi Beragama dan Bela Negara di lingkungan Perguruan Tinggi Umum di payungi oleh Perpres Nomor 58 Tahun 2023. 

"Keberadaan Griya Moderasi Bergama dan Bela Negara di Perguruan Tinggi Umum harus mampu memastikan bahwa nilai-nilai moderasi beragama menjadi bagian integral dalam kehidupan akademik, guna menciptakan kampus yang inklusif, harmonis, dan bebas dari paham radikal" tegas M Munir.

M Munir menambahkan  di Launchingnya GMBBN di UNJ bertujuan agar UNJ yang berlokasi di Jakarta harus mampu menjadi role model bagi kampus-kampus di Jakarta khususnya dalam internalisasi nilai moderasi dan belanegara pada civitas akademisi UNJ dan lingkungan sekitarnya. 

Dr. Khalid Syairozy, M.Si sebagai narasumber memaparkan pendekatan diskusinya dengan peserta mengajak peserta untuk bisa berpikir lebih kritis melihat bagaimana perkembangan pemahaman kegamaan dan nilai-nilai kenegaraan di Indonesia khususnya di Perguruan Tinggi yang sampai saat ini terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. 

Khalid mengingatkan bahwa kesalahan dalam berpikir mampu membuat seseorang menjadi radikal. "Membandingkan satu hal dengan hal lainnya yang tidak sebanding akan membuat kesalahan dalam berpikir dan hal inilah yang menjebak banyak orang, yang kemudian menjadikannya rentan terhadap berbagai paham radikal dan ektremisme," ungkapnya. 

Oleh karena itu,lanjut dia, dengan adanya GMBBN di UNJ dan hasil dari seminar di UNJ ini dapat memberikan pemahaman yang luas bagi seluruh civitas akademika bahwa beragama tidak hanya memimikirkan kedekatan diri dengan pencipta namun harus mengedepankan sisi kemanusiaan juga. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya