Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Suka Menulis, Pangdam V Brawijaya Serahkan Buku Karyanya ke Panglima TNI

Mediaindonesia.com
14/6/2023 14:15
Suka Menulis, Pangdam V Brawijaya Serahkan Buku Karyanya ke Panglima TNI
Mayjen Farid Makruf seusai mengantar Panglima di Bandar Udara Juanda.(Dok. Kodam V Brawijaya)

BAGI sebagian orang, menulis adalah sesuatu yang menyenangkan. Karena lewat kita bisa mencurahkan apa yang ada dalam isi kepala kita. Sayangnya, karena kesibukan, banyak juga yang tidak bisa menyalurkan hobi menulis tersebut.

Hal itulah yang dilakukan Panglima Kodam V Brawijaya Mayjen Farid Makruf. Di sela-sela kesibukannya, ia tetap menyempatkan waktu untuk menulis. Tidak tanggung-tanggung, ia menulis buku. Dan buku itulah yang dia serahkan ke Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.

“Suatu kehormatan bagi saya, buku tulisan kami: Tadulako dan  Poso diterima oleh Panglima TNI di Lanudal, Juanda,” kata Mayjen Farid Makruf seusai mengantar Panglima di Bandar Udara Juanda.

Baca juga: Jenama Lokal ini Hadirkan Busana yang Terinspirasi Budaya ...

“Saya sangat mencintai berbagai budaya di Indonesia. Sehingga setiap saya bertugas di suatu daerah. Saya akan mencari tahu seperti apa budaya itu.”

Bukan itu saja, ia mengaku selalu menanamkan dan memberikan contoh kepada anggotanya agar mencintai budaya daerah setempat. Sebab ia meyakini budaya merupakan kekayaan bangsa.

Ia menuturkan bahwa saat kuliah di Inggris pun pernah mempelajari yang namanya strategic culture. Strategic culture itu menggambarkan bagaimana budaya itu dipakai oleh suatu bangsa untuk berperang dan bagaimana pula mereka mempelajari kelemahan dan kelebihan sebuah bangsa dari budaya mereka.

Baca juga: Angkat Budaya Indonesia dengan Pengalaman Wisata Unik dan ...

“Strategic Culture itu sudah dilakukan oleh Jack Snyder pada 1950 dan diterapkan pada saat perang dunia ke II dan perang dingin. Makanya saya sangat setuju menanamkan kepada anggota TNI disetiap daerah agar mencintai budaya setempat. Karena budaya setempat itulah ciri identitas dan kekuatan kita,” jelasnya.

Untuk buku Poso, Farid menjelaskan bukti sinergi yang nyata antara Polri dan TNI. “Buku ini menceritakan sinergitas antara pak Rahman Baso mantan Kapolda Sulteng dengan saya yang sewaktu itu Danrem Sulteng.”

Menurut Pangdam, persoalan Poso itu selesai karena sinergitas. “Kedua buku itu menceritakan kisah nyata” ucapnya.

Pangdam mengakui setiap Panglima Yudo melakukan kunjungan kerja ke wilayahnya yaitu Kodam V Brawijaya, banyak hal positif yang didapatkannya. “Saya tidak muji Panglima TNI Laksamana Yudo, tapi kenyataannya memang Panglima Yudo adalah orang baik. Auaranya selalu memancarkan hal positif bagi saya,” ujarnya. (RO/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya