Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SUARA canda tawa dan senyum dari Gina Anggela Kbau kini sudah tidak lagi terdengar. Keluarga tidak ada yang menduga, seekor anjing liar yang menggigit Gina Anggela Kbau, 5, pada 14 April 2023 terinfeksi rabies.
Kerasnya gigitan anjing, mengakibatkan salah satu tangan Gina patah. Wajahnya juga penuh bekas cakaran kuku anjing. Anjing juga menggigit telinga dan pinggang.Bocah perempuan asal Desa Kualin, Kecamatan Kualin, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu langsung dilarikan ke puskesmas setempat.
Akan tetapi, ia tidak mendapat penanganan seperti layaknya pertolongan pertama pada korban gigitan anjing rabies, yaitu mencuci luka bekas gigitan dengan sabun di air yang mengalir selama 15 menit. Begitu juga saat ia dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di So'e, ibu kota Timor Tengah Selatan.
Baca juga: Total Korban Gigitan karena Rabies di NTT Menjadi 251 Orang
"Kami membawa Gina ke puskesmas, tetapi lukanya tidak dicuci, hanya dijahit kemudian dirujuk ke rumah sakit," cerita Santi Kones, ibunda Gina saat dihubungi Media Indonesia, Senin (12/6).
Di rumah sakit, Gina dirawat dan dipasang pen pada tangan yang patah. "Saya tanya dokter, anak ini digigit anjing dan lukanya parah, rabies atau apa," tanya Santi kepada dokter saat itu. Menurut Santi, dokter yang menangani Gina mengatakan, tidak apa-apa karena Pulau Timor bukan daerah endemis rabies. Gina pun tidak divaksin antirabies. "Cuma dikasih obat antibiotik," ujarnya.
Baca juga: ntisipasi Wabah Rabies Meluas, Puluhan Anjing di Kupang Disuntik Vaksin
Penanganan seperti itu dibenarkan, sebab kasus rabies di kabupaten ini baru terungkap pada 18 Mei. Setelah Antonius Banunaek, 45, warga Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, Timor Tengah Selatan meninggal setelah 46 hari digigit anjing.
Hasil pemeriksaan sampel anjing di laboratorium di Denpasar, Bali terungkap anjing yang menggigit Antonius terinfeksi rabies. Setelah itu, pemerintah daerah menetapkan rabies sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Sementara itu, Santi menyebutkan sampai awal Juni, tidak ada tanda-gejala rabies pada Gina. Luka-luka gigitan juga sudah sembuh dan ia beraktivitas seperti biasa.
Tetapi kondisi siswi PAUD ini berubah total pada Rabu (7/6) malam. Gina demam tinggi dan lemas. "Saya kasih paracetamol, petugas dari puskesmas bilang itu efek samping dari vaksin," ujar Santi Kones.
Gejala klinis lainnya yang muncul pada Gina yakni takut air, takut cahaya, dan takut angin. Memang pada Selasa (6/6), Gina disuntik vaksin antirabies (VAR) oleh dokter yaitu pencegahan pascapajanan atau Profilaksis Pasca Pajanan (PEP) yang tujuannya agar virus tak semakin menyebar dan menimbulkan gejala rabies yang berbahaya.
Pemerhati Rabies dari Rumah Sakit TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, dokter Asep Purnama menyebutkan pemberian vaksin untuk mencegah virus rabies menyebar sampai ke saraf pusat atau otak.
"Namun, kemungkinan risiko gagal tetap ada. Pencegahan pascapajanan sudah dilakukan, meskipun terlambat, selanjutnya kita berharap pertolongan Tuhan," ujarnya.
Sebab, jika dihitung sejak Gina digigit anjing, ia disuntik vaksin pada hari yang ke-53 dengan harapan agar tertolong. "Terlambat hampir dua bulan, tetapi berharap virusnya belum sampai ke otak," kata dokter Asep.
Menurutnya, gejala rabies pada manusia muncul antara 20-60 hari pascadigigit anjing rabies, sama seperti yang dialami Gina, yakni gejala rabies baru muncul pada hari yang ke-55. Virus rabies tetap hidup dalam tubuh manusia selama dua tahun.
Setelah mengigit, anjing liar tersebut mengigit seorang siswa berinisial JA. Ketika itu, JA sempat menghindar namun terlambat, ia digigit anjing di paha bagian kiri. "JA digigit yang kedua, kemungkinan air liur (virus rabies) yang masuk tidak sebanyak saat menggigit korban pertama sehingga risikonya tergolong rendah," sebutnya.
Harapan dokter untuk menyelamatkan nyawa bocah perempuan ini tidak berhasil. Gina telah berpulang pada Minggu (11/6) dalam perawatan di rumah sakit, atau 59 hari sejak ia digigit anjing.
Dia menyarankan seluruh warga di Pulau Timor mulai waspada karena pergerakan anjing yang sangat cepat antardesa dan kecamatan. "Waspada tapi jangan ragu untuk vaksin, karena penyelamat kita hanya vaksin," pesannya.
Adapun korban gigitan anjing rabies di daerah itu terus bertambah setiap hari. Data terakhir yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Timor Tengah Selatan per Minggu (11/6) telah mencapai 257 kasus, tersebar di 74 desa di 22 kecamatan.
Usia korban gigitan terdiri dari balita 44 orang, anak usia sekolah 80 orang, usia produktif 103 orang, dan lansia 29 orang. Adapun stok vaksin rabies di daerah itu berjumlah 2.443 dosis dan rencana akan ada tambahan 2.500 dosis dalam waktu dekat. (Z-3)
Cafe Dapur Inches berlokasi di Pantai Harnus kota Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Empat perempuan muda tersebut yakni Yola, asal Kota Kupang, Karmelita asal Kabupaten Nagekeo, Ina, asal Kabupaten Lembata dan Helda asal Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Yuk dukung film Women from Rote Island, film karya sineas Jeremias Nyangoen.
Ada versi untuk anak-anak dengan gerakan lebih mudah, sedangkan untuk lansia meminimalisir risiko cedera
Insan Bumi Mandiri dan ASEAN Foundation memberdayakan masyarakat di wilayah pedalaman, khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Untuk mendorong daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Bentoel Group meluncurkan program Bangun Karya.
Menurut kalangan epidemiolog, kasus gangguan ginjal akut merupakan kejadian luar biasa dan tidak lazim. Serta, harus direspons secara luar biasa dalam status KLB.
Kasus luar biasa (KLB) polio di Pidie, Aceh menjadi contoh yang perlu mendapat perhatian serius.
Status KLB di Kabupaten Pidie, Aceh, dapat dicabut jika sudah tidak ada kasus polio. Saat ini, masih ada 29.277 anak yang belum mendapat imunisasi polio di wilayah tersebut.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan Ada 3.341 kasus di tahun 2022 dilaporkan di 223 kabupaten/kota dari 31 provinsi
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi menyampaikan hal-hal yang harus dilakukan agar KLB tidak meluas ke daerah lain.
KETUA Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso menjelaskan perluasan cakupan imunisasi untuk mencegah virus polio menyebar luas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved