Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DALAM rangka mengatasi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio yang masih melanda beberapa wilayah di Indonesia, Kementerian Kesehatan bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap kedua di 27 provinsi.
Polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen.
Penyakit ini terutama menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun. Imunisasi polio merupakan langkah pencegahan yang efektif untuk melindungi anak-anak dari penyakit ini.
Baca juga : PIN Polio, Anak dengan Autisme Bisa Ikut Serta
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rini Sekartini, menekankan pentingnya imunisasi polio, terutama bagi anak berkebutuhan khusus.
Menurutnya, imunisasi polio aman untuk diberikan kepada anak dengan gangguan perilaku seperti autisme atau ADHD, selama mereka tidak memiliki kondisi medis lain yang merupakan kontraindikasi.
"Anak berkebutuhan khusus dengan gangguan perilaku seperti autisme atau ADHD tetap bisa diberikan imunisasi polio tetes. Imunisasi ini aman karena mereka sehat secara fisik," ujar Rini saat memberikan edukasi kepada kader posyandu di Gedung Ikatan Dokter Anak Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (23/7).
Baca juga : PIN Polio Putaran Kedua Cerminan Orangtua Abai Imunisasi
Rini juga menekankan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar, termasuk imunisasi, sangat penting bagi anak berkebutuhan khusus.
Ia mengingatkan masyarakat agar tidak mengabaikan pemberian imunisasi lengkap kepada anak dengan gangguan perilaku.
KLB polio terjadi di Papua sejak tahun 2022, dan kasus ini menyoroti pentingnya cakupan imunisasi yang tinggi untuk mengendalikan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Baca juga : Bebas Polio Bukan Berarti Bebas Ancaman
Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso, menjelaskan bahwa cakupan imunisasi yang rendah dapat menyebabkan munculnya kembali KLB.
"Cakupan imunisasi yang tinggi dapat mengendalikan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Namun, jika cakupannya menurun di bawah 60%, Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat muncul kembali," jelas Piprim.
Pekan Imunisasi Nasional Polio tahap kedua ini menargetkan cakupan minimal 95 persen untuk mencapai kekebalan kelompok. Imunisasi akan dilaksanakan selama sepekan ke depan untuk anak usia 0 hingga 7 tahun di posyandu, puskesmas, dan lokasi lain yang telah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan.
Baca juga : Sub PIN Polio dan Imunisasi Dasar Lengkap Anak Terus Digencarkan untuk Cegah Penularan
Imunisasi ini penting karena cakupan imunisasi pada anak sempat menurun drastis pada tahun 2021 akibat pandemi covid-19, yang menyebabkan banyak orang tua ragu untuk membawa anak-anak mereka ke fasilitas kesehatan.
Oleh karena itu, program PIN Polio ini diharapkan dapat meningkatkan kembali cakupan imunisasi dan melindungi anak-anak Indonesia dari bahaya polio.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk tenaga kesehatan, kader posyandu, dan masyarakat, diharapkan program Pekan Imunisasi Nasional Polio ini dapat berjalan sukses dan mencapai target yang telah ditetapkan.
Melalui upaya bersama, Indonesia dapat mengatasi KLB polio dan memastikan setiap anak mendapatkan perlindungan yang mereka butuhkan untuk tumbuh sehat dan kuat. (Z-10)
Hal itu terjadi karena pemerintah Indonesia melaporkan adanya kasus Vaksin Derived Polio Virus (VDPV).
Pada 12 April 1955, dunia menyaksikan tonggak sejarah dalam bidang kesehatan dengan pengumuman vaksin polio yang dikembangkan oleh Dr. Jonas Salk.
Hari Polio Sedunia, yang diperingati setiap tahun pada 24 Oktober, merupakan inisiatif global yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang polio
HAMPIR 443.000 anak-anak menerima dosis pertama vaksin polio di Jalur Gaza, Palestina, dan sedang menunggu persetujuan Israel untuk koordinasi akses ke tujuh wilayah tambahan.
Badan-badan PBB yang terlibat sekarang berharap untuk memperluas kampanye ke wilayah utara dan selatan yang paling terkena dampak dalam dua tahap berikutnya.
Dalam tenda dekat Kota az-Zawayda di Gaza Tengah, Nevin Abu al-Jidyan, 35, duduk di lantai di samping anak bungsunya, Abdul Rahman, yang terbaring di kursi bayi plastik. Anaknya mengidap polio.
Imunisasi tidak dapat diberikan kepada anak berkebutuhan khusus apabila dia memiliki gangguan medis kontra indikasi.
Sebanyak 13 provinsi belum mencapai target cakupan imunisasi bayi lengkap 90% dalam tiga tahun terakhir dan tren anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar meningkat signifikan.
Akses layanan imunisasi yang terbatas, pasokan vaksin yang terganggu, konflik, situasi kemanusiaan yang sulit menjadi faktot bayi belum diimunisasi.
Vaksinasi influenza memang tidak menjamin anak bebas dari flu sepenuhnya, namun dapat mencegah gejala menjadi berat atau komplikasi serius.
PBB memperingatkan kesenjangan imunisasi semakin melebar, karena maraknya misinformasi dan pemangkasan drastis bantuan internasional.
Salah satu kendala utama dalam mencapai target IDL di Pangkalpinang adalah masih adanya penolakan dari sebagian masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved