Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

PIN Polio Putaran Kedua Cerminan Orangtua Abai Imunisasi

M. Iqbal Al Machmudi
23/7/2024 15:35
PIN Polio Putaran Kedua Cerminan Orangtua Abai Imunisasi
Balita mendapatkan imunisasi polio tetes saat pelaksanaan PIN Polio 2024 di Posyandu Cempaka Putih Barat, Jakarta, Selasa (23/07/2024).(MI/Usman Iskandar)

KETUA Umum  Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso menilai Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio putaran kedua yang dimulai hari ini, Selasa (23/7) menjadi cerminan bahwa imunisasi anak Indonesia belum sukses. Pemerintah kembali menyelenggarakan PIN Polio tahap II pada bulan Juli ini guna mencegah anak-anak terkena polio. 

Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat virus polio di sejumlah wilayah di Indonesia bisa dihentikan dengan bekerja sama para orangtua untuk memberikan imunisasi polio kepada anak. Hingga kini sebanyak 32 Provinsi dan 399 kabupaten/kota di Indonesia masuk dalam kategori risiko tinggi polio.

"Sebetulnya PIN ini adalah cerminan bahwa imunisasi kita belum sukses, kalau sukses sebenarnya 2014 kita sudah dinyatakan bebas polio," kata Piprim di Kantor IDAI, Jakarta Pusat, Selasa (23/7).

Baca juga : Sub PIN Polio dan Imunisasi Dasar Lengkap Anak Terus Digencarkan untuk Cegah Penularan

"Tapi dengan adanya berbagai kasus yang muncul kembali, maka dilakukan PIN.Tentu saja IDAI berharap bahwa akan imunisasi nasional serentak di seluruh Indonesia ini, nanti diikuti oleh imunisasi rutin yang juga dilengkapi. Karena kita sudah melihat bahwa imunisasi ini ketika cakupannya tinggi, penyakit-penyakit yang dapat dicegat dengan imunisasi itu bisa terkendali dengan baik," lanjutnya.

Ketika cakupannya menurun dibawah 60%, KLB sudah mulai bermunculan kembali dan ini menjadi berbahaya.

"Jadi saya kira kami menghimbau semua pihak, terutama orangtua, masyarakat, mari tingkatkan kesadaran untuk melindungi anak-anak. Mencegah dari penyakit-penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi, dan vaksinnya gratis di puskesmas, tinggal bagaimana masing-masing orangtua menggalakkan supaya imunisasi ini cakupannya tinggi kembali," ujar dia.

Baca juga : IDAI Sebut KLB Polio di Jawa Bakal Jadi Bom Waktu

Sementara itu, dr. Rini Sekartini dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang Anak IDAI menekankan pertumbuhan anak akan optimal dengan lingkungan sehat, sekolah, dan lingkungan luar lainnya.

"Dari aspek kesehatan yang bisa dilakukan yakni PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) mulai biasa dari perilaku masih terkendala mulai dari cuci tangan. Para orangtua cuci tangan harus mulai ajarkan pada anak dengan contoh," ucap Rini.

PHBS juga harus diterapkan di lingkungan rumah sakit, kantin, dan sekolah harus bebas dari rokok. Sayangnya, kata dia, banyak dagangan di luar sekolah mau pun kantin masih menjual makanan tidak sehat.

"Semua mulai dari keluarga dari lingkungan terkecil, kemudian ke sekolah, dan melakukan PHBS. Jangan sampai terlena masalah kesehatan," pungkasnya. (P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya