Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Aswin Helmi Arditianto, Bacaleg Disabilitas Jepara Diusung NasDem

Akhmad Safuan
11/5/2023 20:08
Aswin Helmi Arditianto, Bacaleg Disabilitas Jepara Diusung NasDem
Aswin Helmi Arditianto(MI/AKHMAD SAFUAN)

DI tengah ingar-bingar dan keramaian pendaftaran bakal calon anggota
legislatif (bacaleg), sejumlah sosok menarik diusung partai politik.

Di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, misalnya, tokoh ternama bernama Aswin Helmi Arditianto, 40, ada dalam daftar bacaleg usungan Partai NasDem. Warga asal Desa/Kecamatan Tahunan, itu, merupakan penyandang disabilitas.

Selama ini, nama Aswin cukup dikenal warga. Ia menjadi aktivis yang memberi perhatian terhadap nasib warga disabilitas di Jepara.

Aswin merupakan satu-satunya penyandang disabilitas yang maju sebagai bacaleg dalam persaingan merebut kursi di DPRD Jepara. Dia akan
bertarung di daerah pemilihan (dapil) V, meliputi Kecamatan Pecangaan,
Kalinyamatan dan Batealit.

"Dicalonkannya Aswin merupakan komitmen Partai Nasdem merangkul dan
menyuarakan orang-orang yang terpinggirkan," kata Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Jepara Pratikno.

Pencalonan Aswin, tambahnya, juga  sebagai upaya untuk memastikan Perda Kabupaten Jepara tentang disabilitas benar-benar berjalan
dengan baik, sehingga ke depan tidak ada lagi warga yang terpinggirkan.

Buka warung

Aswin tinggal di Desa Tahunan, yang dikenal sebagai kawasan produksi mebeler dan ukiran Jeparah. Dia sederhana dengan membuka warung sembako di rumahnya.

"Saya maju sebagai bacaleg Partai NasDem karena partai ini banyak memberikan peluang dan kesempatan. NasDem juga berpihak pada warga seperti saya ini," ungkap Aswin.

Untuk maju dalam pemilu legeslatif 2024, Aswin mengaku sudah mengantongi modal Rp10 juta. "Dana itu untuk operasional kampanye nanti."

Soal motivasi maju dalam kontestansi, dia mengaku ingin memperjuangkan hak-hak para penyandang dissabilitas yang selama ini masih termarjinalkan, sehingga keberadaan orang sepertinya dapat diakui di tengah warga normal lainnya.

"Di daerah ini ada 5.000 orang disabilitas. Tapi, pemerintah hanya mencatat sekitar 1.000 orang. Untuk itu perlu ada wakil yang memperjuangkan kehidupan mereka," tegas Aswin. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya