PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bandung, Jabar menambah stok beras untuk operasi pasar beras medium, semula 10 ton menjadi 20 ton. Penambahan ini untuk operasi beras di empat kecamatan, yakni Kecamatan Antapani, Kiaracondong, Bandung Kidul dan Cibiru.
Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna di Bandung Kamis (23/2), menjelaskan semula itu per wilayah hanya 10 ton beras medium. Tetapi, hari ini di empat kecamatan tadi ada sebanyak 20 ton setiap lokasi dan kebijakan penambahan ini telah disetujui oleh Wali Kota Bandung, Yana
Mulyana.
"Untuk harganya tetap sama yakni Rp8.500 per kilogram atau Rp42.500 per satu kantong beras berukuran 5 kilogram. Jelas ini harganya sangat murah jika dibandingkan dengan harga di pasar. Saya mendengar tadi sudah ada yang Rp13 ribu per kilogram," jelasnya.
Ema yang melihat lansgung pada pelaksanaan operasi pasar beras medium tersebut melihat secara langsung animo masyarakat yang antre untuk membeli beras. Untuk menandakan warga yang sudah membeli beras, petugas mencelupkan jari ke tinta yang sudah disediakan.
"Selain jari dicelupkan ke tinta, sistem kupon juga diberlakukan, tanpa kupon mereka tak bisa membeli. Lalu, warga yang datang juga harus membawa KTP sesuai tempat tinggalnya untuk mencegah warga lain masuk dan membeli beras di kecamatan yang sedang diadakan operasi pasar,"
ungkapnya.
Ema pun melihat bahwa operasi pasar beras medium ini sudah tepat sasaran, karena diberikan ke warga yang membutuhkan. Dia berharap masyarakat menyadari bila kegiatan ini demi kesejahteraan bersama, sehingga jangan sampai ada yang mencari keuntungan pribadi semata. "Memang mungkin dari segi jumlah belum terlalu ideal memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat. Misalnya saja di Kelurahan Babakan Sari ternyata jumlah penduduknya itu hampir 40.000 jiwa itu baru satu kelurahan," lanjutnya.
Ema berharap operasi pasar yang diadakan jangan sampai ada joki, karena potensi itu bisa saja terjadi. Tapi dia yakin tadi masyarakat sudah mendengarkan penjelasan dari petugas. Di sini pun sudah dilakukan koordinasi yang maksimal bersama unsur terdekat dengan masyarakat yakni
RT dan RW.
"Yang jelas operasi beras murah juga merupakan salah satu upaya Pemkot Bandung untuk menanggulangi inflasi. Melalui data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi y-o-y tertinggi terjadi di Kota Bandung sebesar 7,45%," tambahnya.
Selain itu, Ema juga mengatakan saat ini ada beberapa inisiatif yang diberikan warga sekitar seperti penjualan minyak dengan harga murah. Dinas Perdagangan dan Perindustrian bakal berkoordinasi dengan Bulog dan lainnya terkait operasi minyak murah. (OL-13)