Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Masyarakat Kota Sukabumi Didorong Manfaatkan Pekarangan Jadi Lahan Pangan

Benny Bastiandy
21/2/2023 18:49
Masyarakat Kota Sukabumi Didorong Manfaatkan Pekarangan Jadi Lahan Pangan
Ilustrasi(ANTARA)

LAHAN pertanian, terutama sawah, di Kota Sukabumi, Jawa Barat, relatif terbatas. Karena itu, pemerintah daerah setempat berupaya mendorong masyarakat bisa bertani mandiri dengan memanfaatkan pekarangan menjadi lahan pangan alternatif.

Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menuturkan di tengah keterbatasan lahan pertanian pangan, dibutuhkan berbagai inovasi agar Kota Sukabumi bisa tetap mandiri pangan. Artinya, perlu berbagai upaya dan terobosan yang dilakukan sehingga produksi pangan bisa tetap meningkat.

"Di tengah terbatasnya areal persawahan padi, maka perlu juga dikuatkan produktivitas pangan alternatif," kata Fahmi pada kegiatan Konguan atau Ngawangkong Urusan Pangan dengan 13 kelompok tani di Kelurahan Sindangpalay Kecamatan Cibeureum, Selasa (21/2).

Di Kota Sukabumi, sudah terbentuk Kelompok Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Kelompok P2L ini berupaya mengoptimalkan produktivitas pangan dengan memanfaatkan pekarangan rumah. "Bagi kami (Pemkot Sukabumi), keberadaan P2L bisa mendorong keberlangsungan kualitas dan kuantitas pangan," jelas Fahmi.

Pangan alternatif yang dimaksud diantaranya pengembangan sorgum. Komoditas tersebut bisa menjadi alternatif pengganti beras.

"Namun sorgum belum memasyarakat seperti halnya beras sebagai komoditas pangan utama. Untuk mewujudkan ketahanan pangan, pemerintah daerah tak bisa berjalan sendiri. Kami butuh dukungan kelompok tani, HKTI, maupun KTNA sehingga bisa memperkuat kualitas dan kuantitas produksi pangan," imbuhnya.

Fahmi menyemangati P2L agar bisa meningkatkan nilai manfaat pekarangan rumah dengan menanam beragam komoditas. Misalnya tomat, cabai, bawang, dan lainnya.

"Yang penting harus konsisten. Seperti di Kecamatan Baros, ada lingkungan RW yang konsisten menanam cabai. Jika ini terus dilakukan, kita bisa mewujudkan ketahanan pangan berbasis lahan pekarangan," ucapnya.

Sementara itu untuk meningkatkan produksi padi, Fahmi berharap agar terus digencarkan penerapan indeks penanaman (IP) 400. Konsep ini bibit dalam setahun bisa melakukan empat kali panen.

"Jika biasanya dalam setahun hanya dua sampai tiga kali panen, kalau dengan IP 400 bisa empat kali panen. Pola ini bisa meningkatkan kuantitas dan kualitas padi untuk menjawab tantangan keterbatasan lahan pertanian sawah di Kota Sukabumi," tegasnya.

Produksi padi yang dihasilkan para petani di Kota Sukabumi baru bisa mencukupi 30% kebutuhan konsumsi beras masyarakat. Selebihnya Kota Sukabumi masih mengandalkan pasokan beras dari luar daerah. "Mudah-mudahan dengan berbagai upaya yang kami lakukan, kita bisa mandiri secara pangan," pungkasnya. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya