Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
TRAGEDI longsor timbunan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Kota Cimahi, Jawa Barat, yang merenggut 157 korban jiwa pada 21 Februari 2005, menjadi pelajaran penting dalam pengelolaan sampah.
Pj. Wali Kota Cimahi, Dikdik S. Nurgahawan mengatakan, dampak dari kejadian 18 tahun lalu itu menyebabkan wilayahnya terkenal karena persoalan sampah. Bahkan permasalahan sampah di Cimahi belum tertangani sampai sekarang.
"Sampah masih menjadi masalah di Cimahi, mengingat tingginya volume sampah yang dihasilkan masyarakat yakni mencapai sekitar 275,45 ton per hari. Sedangkan kapasitas angkut ke TPA Sarimukti hanya 165,2 ton," kata Dikdik, Senin (20/2).
Ditambah lagi, lanjut dia, proses pengangkutan sampah sering terkendala cuaca dan faktor teknis lainnya sehingga seringkali terjadi penumpukan sampah di TPS. Karena itu, dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), pihaknya meluncurkan kegiatan Pelatihan Kader RW Gerakan Orang Cimahi Pilah Sampah (GRAK OMPIMPAH) dengan mengajak partisipasi masyarakat melalui pilah dan molah sampah dari rumah sebagai upaya mengurangi sampah ke TPA.
"1.248 orang kader pilah sampah akan mengedukasi, mengajak dan mengingatkan masyarakat memilah sampah dari rumah. Masyarakat harus melihat sampah bukan sebagai suatu masalah, tetapi sebagai sesuatu yang bisa diolah menjadi material atau sumber daya bermanfaat," ujarnya.
Menurut dia, program GRAK OMPIMPAH mengacu pada prinsip pemanfaatan kembali sampah atau yang biasa dikenal dengan nama 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). Namun demikian, program 3R masih menghadapi kendala utama, yakni kesadaran masyarakat yang masih rendah untuk memilah sampah.
"Dengan program ini diharapkan bisa membantu pemerintah dalam mengurangi pembuangan sampah ke TPA melalui pilah sampah dari rumah dan menjadikan sebuah kebiasaan baik di masyarakat dalam mengatasi sampah," tuturnya.
Sosialisasi dan edukasi tentang pemilahan disebarluaskan kepada seluruh lapisan masyarakat yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dengan dibantu oleh 1.248 kader.
"Para kader dari tiap RW dilatih tata cara door to door education (DTDE) dan door to door collection (DTDC) dimana dalam pelaksanaannya para kader diharapkan mampu mengedukasi masyarakat di kawasannya untuk memilah sampah," jelasnya. (OL-15)
KLH melakukan hitung cepat atau dalam hitungan kasarnya terkait proporsi dari produsen dalam turut serta membantu penganan persampahahan berdasarkan jumlah produk yang didistribusikan.
Autothermix, solusi pengolahan sampah tanpa TPA, efisien dan ramah lingkungan, cocok untuk kawasan permukiman dan perkotaan.
Sampah plastik multilayer diolah menjadi serpihan (flakes) yang dapat dimanfaatkan oleh industri daur ulang.
Dengan banyaknya sampah di dunia maya maupun di dunia nyata Media Indonesia berkolaborasi dengan Trash Ranger Indonesia
Salah satu aksi atasi sampah dilakukan sekelompok anak muda yang tergabung dalam Trash Ranger Indonesia.
PT Pertamina International Shipping menjaga ekosistem laut di Kepulauan Seribu dengan melakukan aksi transplantasi terumbu karang dan pembersihan sampah di area tersebut.
"Untuk pengelolaan sampah organik, Kota Padang mengembangkan budidaya maggot (larva Black Soldier Fly/BSF) sebagai solusi inovatif."
Pentingnya tempat pengolahan sampah, seperti TPS 3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) yang seharusnya didukung oleh fasilitas untuk menyalurkan hasil kompos.
Pelibatan anak-anak dalam berbagai upaya mengurangi sampah plastik disebuat bisa membuat kesuksesannya lebih maksimal.
‘’Kolaborasi, termasuk dengan kerja sama dengan pihak swasta menjadi kunci untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang efektif, bernilai ekonomis dan ramah lingkungan,”
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved