Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PEMERINTAH tengah berpacu dengan target menurunkan prevalensi wasting dari 10% menjadi 7% pada 2024.
Nutrition Spesialist Unicef Blandina Rosalina Bait mengatakan saat ini Indonesia tercatat sebagai negara dengan angka wasting tertinggi ke-4 di dunia, berjumlah sekitar 2 juta orang, dan setengah dari jumlah itu terdapat di Nusa Tenggara Timur (NTT)
Fakta lainya memperlihatkan bahwa kurang dari 10% anak gizi buruk di Indonesia termasuk di NTT menerima perawatan setiap tahun, serta satu dari lima penyebab kematian balita adalah gizi buruk.
"Anak yang terlihat sangat kurus atau wasting, masih bisa berjalan dan bercerita namun dia memiliki 12 kali risiko kematian dibandingkan dengan anak-anak dengan gizi cukup. Kalau wasting tidak tertangani, kita menyimpan bom waktu," kata Belandina Rosalina Bait di Kupang, Jumat (10/2).
Menurut Belandina, adanya krisis pangan global, pandemi covid-19 dan perubahan iklim berdampak terhadap meningkatknya balita wasting sampai 40%, dan penaikan harga makanan terapi siap pakai (RUTF) untuk perawatan gizi buruk, diperkirakan meningkat sampai 16%.
Belandina mengatakan, strategi yang dilakukan Unicef ialah memastikan tidak ada balita yang meninggal karena wasting. Karena itu, upaya yang dilakukan Unicef adalah mencegah wasting pada anak. "Sedikit anak yang menderita wasting, lebih banyak anak yang menderita wasting mendapatkan perawatan," ujarnya.
Untuk itu, ada sejumlah strategi yang sedang ditempuh Unicef yakni mengoptimalkan kebijakan dan program wasting, meningkatkan alokasi sumber daya domestik untuk perawatan anak wasting, meningkatkan cakupan dan kualitas penanganan anak wasting, membangun rantai pasokan yang kuat
untuk RUTF dan mendukung inovasi.
Sebelumya, pada Lokakarya Berbagi Pembelajaran Pelaksanaan Penguatan Deteksi Dini dan Rujukan Balita Wasting Melalui Pendekatan Program Lila Keluarga dan PAUD Holistik dan Integratif (HI) di Kupang, Kamis (9/2), Kepala Kantor Unicef Perwakilan NTT dan Nusa Tenggara Barat, Yudhistira
Yewangoe menyebutkan deteksi dini dan pencegahan gizi buruk merupakan salah satu komponen dalam pola pendekatan PAUD yang holistik dan integratif (HI).
"Deteksi dini melalui pendekatan Pita Lila dilakukan melalui posyandu, tetapi di masa pandemi, banyak posyandu tutup sehingga dilakukan pola pendekatan untuk memastikan anak tetap dimonitor dengan mengajarkan orang tua untuk memantau perkembangan anak," ujarnya.
Asisten 1 Setda NTT Erni Usboko mengatakan, program penanganan masalah gizi buruk pada balita yang dilakukan Unicef di NTT sudah berlangsung sejak 2015 melalui program gizi buruk terintegrasi (PGBT).
"Program ini mendukung salah satu dari tiga prioritas pembangunan (quick wins) yakni pencegahan dan penanganan stunting," kata Erni Usboko.
Dia menjelaskan, penanganan stunting merupakan suatu pendekatan pencegahan dan tata laksana gizi buruk yang terdiri dari mobilisasi masyarakat, tata laksana balita gizi buruk tanpa komplikasi medis di layanan rawat jalan, tata laksana balita gizi buruk dengan komplikasi medis di layanan rawat inap dan pemberian konseling serta makanan tambahan bagi balita gizi kurang.
"Mobilisasi masyarakat dilakukan dengan penemuan dini kasus balita yang berisiko gizi buruk atau gizi kurang sehingga dapat dirujuk dan ditangani dengan tepat dan tepat waktu," ujarnya.
Sesuai data pemerintah daerah, sampai akhir 2022, masih ada 37.072 balita wasting di NTT dari 436.129 balita yang diukur, sedangkan balita stunting sebanyak 77.338 orang dari 436.129 balita yang diukur pada Agustus 2022 atau 17,7%. Balita stunting tersebut tersebar merata di 22
kabupaten dan kota. (OL-13)
Baca Juga: GMC NTT Gandeng Hipmoko Gelar Bersih-Bersih Pantai Warna Oesapa
Hasil survei menunjukkan prevalensi stunting sebesar 21,5%, atau hanya turun 0,1% dari 2022. Kepala BKKBN sebut data belum valid dan kepala pemerintah daerah keberatan dengan survei tersebut.
Biasanya anak kurang bisa berkonsentrasi saat belajar karena otaknya tidak mendapatkan cukup energi. Selain itu, akan mempengaruhi pertumbuhan dan status gizi anak.
Kesiapan pemahaman masyarakat terkait sumber pangan yang beragam dengan gizi seimbang sangat dibutuhkan dalam upaya pengentasan stunting di Tanah Air.
Tidak dapat dipungkiri bahwa peran swasta khususnya industri pangan semakin besar dalam mengembangkan produk pangan yang mempertimbangkan aspek gizi dan kesehatan.
PEMERINTAH Sulawesi Tengah mendorong petani menanam pangan bergizi untuk membantu pengendalian tengkes atau stunting di provinsi itu.
Tahun ini, untuk pertama kalinya, makanan siap saji khusus untuk ibadah Haji akan dikirimkan langsung dari Indonesia, tepatnya oleh Pangansari.
Pemerintah Indonesia telah mengakui signifikansi hal ini dengan memperkenalkan pedoman gizi yang dikenal sebagai Gizi Seimbang sejak tahun 2000-an.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
Satu butir telur per hari sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan protein hewani bagi balita.
BEKAL makanan yang bergizi dan menggugah selera memiliki peran penting dalam mendukung tumbuh kembang anak. Ahli Gizi Esti Nurwanti menekankan bahwa ketidakteraturan
PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membentuk Badan Gizi Nasional untuk mendukung program makan bergizi gratis.
Pakar Kebijakan Kesehatan Hermawan Saputra menilai program makan bergizi gratis harus dimatangkan dengan baik agar bisa memerikan dampak terhadap perbaikan gizi anak-anak di indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved