CUACA ekstrem masih mengancam sejumlah wilayah di Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan hingga tiga hari mendatang. Cuaca buruk dipicu beberapa faktor yakni fenomena Maden Jullian Oscillation (MJO), siklon tropis Freddy dan belokan angin.
Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Sutikno mengatakan ada sejumlah daerah di Jateng selatan yang terancam cuaca buruk. Kondisi cuaca buruk yang terjadi ditandai dengan curah hujan tinggi disertai potensi angin kencang.
"Dalam periode tiga hari ke depan berpotensi cuaca ekstrem. Sehingga bisa menimbulkan bencana hidrometeorologi. Di antaranya banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung," ujarnya Kamis (9/2).
Karena itu, pihaknya mengimbau terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi. Menurut Sutikno cuaca buruk dipicu sejumlah faktor. Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, terdapat potensi peningkatan pertumbuhan awan hujan dan cuaca signifikan di sebagian wilayah Indonesia, khususnya Jateng.
"Pemicunya adalah fenomena Maden Jullian Oscillation (MJO) terpantau aktif. Kemudian ada siklon tropis Freddy yang terdapat di Samudera Hindia selatan Jawa Timur. Selain itu juga ada elokan angin di wilayah Jawa Tengah yang didukung dengan kelembaban udara yang relatif cukup tinggi dan labilitas lokal yang cukup labil," jelasnya.
Daerah yang terancam pada 10 Februari adalah Cilacap, Banyumas, Purblingga dan Kebumen. Kemudian pada 11 Februari adalah Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, dan Purworejo. “Dan pada 12 Februari, wilayah Jateng selatan yang terancam yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen dan Purworejo," katanya. (OL-15)