PENERIMA bantuan stimulan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah rusak tahap satu termin pertama terdampak gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih banyak yang belum mencairkan dananya dari pihak perbankan. Ada berbagai kemungkinan penyebab terjadinya hal tersebut.
Juru Bicara Tim Penanggulangan Bencana Kabupaten Cianjur, Budi Rahayu Thoyib, menuturkan pada pendataan tahap satu, jumlah penerima bantuan stimulan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah rusak sebanyak 8.317 kepala keluarga (KK). Namun yang baru menarik pencairan dananya pada termin pertama sebanyak 6.928 kepala keluarga dengan kategori rumahnya rusak ringan, sedang, dan berat.
"Pencairan bantuan stimulan ini kan dilakukan tiga termin. Termin pertama sebesar 40%, kedua 30%, dan ketiga 30%. Nah, pada pencairan tahap satu termin pertama berdasarkan laporan BPBD per 31 Januari 2023 masih cukup banyak yang belum mengambil, terutama penerima yang rumahnya rusak berat," kata Budi kepada Media Indonesia, Rabu (1/2).
Dari 8.317 KK pada tahap pertama, sebanyak 1.963 KK merupakan penerima bantuan rumah rusak berat, 2.540 KK penerima bantuan rumah rusak sedang, dan 3.814 KK penerima bantuan rumah rusak ringan. Pada termin pertama, penerima bantuan yang sudah menarik dana dengan kategori rusak ringan sebanyak 921 kepala keluarga, rusak sedang sebanyak 2.428 KK, dan rusak ringan sebanyak 3.579 KK.
"Yang belum melakukan pencairan, untuk rusak berat sebanyak 1.041 KK, rusak sedang sebanyak 112 KK, dan rusak ringan sebanyak 235 KK," ungkap Budi yang juga menjabat Asisten Daerah II Setda Kabupaten Cianjur.
Secara akumulasi jumlah penerima tahap satu termin pertama yang sudah mencairkan bantuan sebanyak 6.928 KK senilai Rp60.710.000.000. Berarti tersisa sebanyak 1.389 KK yang belum mencairkan.
Melihat grafik data, kata Budi, jumlah yang paling banyak belum mencairkan yaitu penerima bantuan dengan kategori rusak berat. Budi menilai ada berbagai faktor penyebab kemungkinan penerima belum bisa menarik dana bantuan.
"Mungkin rehab dan rekonnya dilakukan pihak aplikator. Kalau aplikator kan tidak mencairkan dananya per tahap, tapi nanti langsung sekaligus. Kemudian mungkin juga ada yang tidak sesuai kriteria. Bisa saja saat verifikasi yang tadinya ringan menjadi sedang, sedang menjadi berat, atau sebaliknya yang tadinya berat menjadi ringan atau sedang. Terus masih ada juga yang bingung memilih rehab dan rekon menggunakak aplikator atau mau secara mandiri," beber Budi.
Sedangkan pada termin kedua dengan komposisi 30%, penerima yang sudah menarik dana bantuan baru kategori rusak sedang dan ringan. Untuk rusak sedang jumlahnya sebanyak 1.506 KK dan rusak ringan sebanyak 2.150 KK.
"Sehingga totalnya sebanyak 3.656 KK dengan jumlah uang yang sudah keluar sebesar Rp23.313.500.000. Ada yang belum menarik uang pada termin kedua karena misalnya verifikasi belum beres atau pekerjaannya yang belum beres. Kan termin kedua bisa cair setelah pengerjaan yang menggunakan bantuan 40% sudah beres," jelasnya.
Sedangkan pada pendataan tahap kedua, terdapat sebanyak 14.155 KK penerima bantuan. Rinciannya, rusak berat sebanyak 2.044 KK, rusak sedang sebanyak 3.782 KK, dan rusak ringan sebanyak 8.329 KK.
"Progres tahap kedua sedang dalam tahap pembagian buku tabungan di tiap desa oleh Bank Mandiri. Tapi dana transfer yang masuk ke rekening BPBD Kabupaten Cianjur sebesar Rp436.140.000.000. Dana bantuan akan masuk ke masing-masing rekening penerima setelah buku tabungan selesai dibagikan. Jadi belum ada penarikan atau pencairan ke penerima," pungkasnya. (OL-15)