Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KOMISI Penanggulangan Aids ( KPA ) Sragen mencatat masih banyaknya tantangan untuk mencegah penularan HIV/Aids di wilayah kabupaten Sragen, seiring masih banyaknya tuna susila alias PSK atau pekerja seks komersial, dengan positif HIV yang masih beroperasi dan bertransaksi.
"Penularan kasus HIV/Aids di Sragen masih perlu terus diwaspadai. Sebab salah satu penularan, melalui hubungan seksual yang sering gonta-ganti pasangan. Bahkan saat ini ditemukan ada PSK yang merupakan Orang dengan HIV/Aids (ODHA) yang masih bertransaksi dan berpotensi menularkan," kata pelaksana program KPA Sragen, Wahyudi usai peringatan Hari Aids Sedinia, Kamis (1/12) .
Menurut dia, sejauh ini masih ada PSK yang masih bertransaksi, meski tidak perlu disebut nama maupun dimana tempatnya beroperasi. Saat pemeriksaan pun, mengaku sebagai PSK yang masih beroperasi.
"Sebagai bentuk pencegahan, mereka dibantu dan difasilitasi kegiatan ekonomi agar tidak kembali mangkal atau menerima layanan panggilan. Sedangkan untuk temuan yang berasal dari luar Sragen, dibantu untuk dipulangkan," imbuh Wahyudi.
Namun langkah itu juga belum efektif, mengingat masih ada yang kembali ke Sragen setelah dipulangkan. Keberadaan Perda 6/2016 tentang Human Immunodeficiency Virus and Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV/Aids), tidak membuat kapok, meski ada ancaman pidana.
Dijelaskan, saat si PSK terbukti sebagai ODHA karena pengakuan dan hasil tindakan media, ada yang tidak takut dengan ancaman pidana.
Terkait sanksi hukum, diakuinya, belum maksimal diterapkan. Padahal dari Perda tersebut, jika statusnya positif dan sengaja menularkan, denda Rp60 juta dan pidana 6 tahun
Yang jelas, lanjut dia, data jumlah kasus HIV/Aids yang dihimpun KPA Sragen saat ini, per September 2022 terdapat 139 HIV/Aids pengidap. Yang meninggal sejumlah 13 orang. Komposisinya, pria sebanyak 54,61 persen dan perempuan 45,39 persen, yang terakumulasi sejak tahun 2000.
Sejauh ini yang paling rentan dan mendominasi terpapar HIV/Aids di Sragen adalah warga usia produktif. Terbanyak kisaran usia 35 -49, mencapai sekitar 53 persen. Persebaran resiko penularan semakin besar. Lantaran dengan adanya transaksi melalui media sosial yang biasa disebut on call menjadi tantangan baru.
"Jadi misalnya kita masuk ke komunitas Laki Suka Laki (LSL) atau homoseksual, misal buka aplikasi tertentu kita tahu, si A, si B adalah homoseksual. Kita tawarkan untuk edukasi. Pernah kita tes dari 20 orang, 5 diantaranya positif (HIV)," pungkas Wahyudi. (OL-13)
Baca Juga: Memprihatinkan, 319 Remaja Tulungagung Terinfeksi HIV/AIDS
Penambahan itu membuat jumlah ODHA mencapai 1.456 orang, dengan angka kematian 256 orang.
Kasus HIV/AIDS memang cenderung mengalami peningkatan cukup signifikan terjadi sejak 2022.
Pemkab Manggarai Barat, NTT, mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan tes VCT (Voluntary Counselling and Testing) guna mendeteksi HIV secara dini.
Faktor rasa malu dan diskriminasi masih menjadi kendala utama. Banyak ODHA memilih memeriksakan diri di tempat jauh agar tidak dikenali lingkungan sekitar.
Skrining sudah dilakukan terhadap 177.984 orang, 83 orang positif,
Hingga saat ini, layanan tes HIV tersedia di 514 kabupaten/kota, layanan IMS di 504 kabupaten.
Pertamina menambah pasokan tabung gas LPG 3 kilogram sebanyak 23.520 tabung ke Sragen, Jawa Tengah, untuk mengatasi kelangkaan gas LPG di wilayah itu.
Pelaku UMKM serta ibu rumah tangga di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, beberapa hari terakhir kesulitan mendapatkan gas LPG 3 kilogram (kg) di pengecer dan pangkalan.
Selama bertahun-tahun, masyarakat di wilayah Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen sangat bergantung pada suplai air donasi dari perusahaan yang berada di sekitar warga.
Sembilan kepala keluarga warga Dusun Secang, Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo yang menjadi korban bencana tanah longsor pada 24 Maret silam, menerima bantuan rumah sewa.
Pemanfaatan situs arkeologi harus benar-benar mengacu pada kelestarian situs tersebut. Jangan kemudian ada kegiatan di luar kemanfaatan dibiarkan.
Terkait kekeringan ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen sudah memulai memasok air bersih di sejumlah desa di Kecamatan Gesi, Tangen dan Jenar dalam sebulan terakhir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved