Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SIKAP Gubernur Papua Lukas Enembe yang membuka diri dan siap diperiksa oleh tim dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapat apresiasi tokoh adat dari Tanah Tabi, Jayapura, Septinus Tibo. Ondoafi dari Suku Tibo ini mengungkapkan kegembiraannya atas kemajuan sikap Lukas sehingga sangkaan korupsi yang menjeratnya bisa segera diselesaikan.
Menurutnya, Lukas sebagai seorang Gubernur pasti mengerti dan sangat paham bahwa yang dilakukan oleh negara sudah tepat. "Saya memberikan jempol kalau Bapak Gubernur sudah membuka diri untuk diperiksa. Kami dari masyarakat adat merasa senang dan setuju kalau Pak Lukas sudah membuka diri," ungkap Septinus di Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (29/10).
Karena itu, Septinus mengimbau agar kelompok massa yang masih berjaga di rumah kediaman Lukas Enembe untuk segara membubarkan diri, karena keberadaan mereka berpotensi menghambat proses hukum terhadap Lukas. Septinus yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Adat Sentani ini mengatakan konsekwensi bagi masyarakat yang hidup di negara hukum yakni siap menerima akibat jika ia melanggar hukum. "Kalau kita tidak mengakui dan mengikuti aturan hukum, sama saja kita menentang negara," tegas Septinus.
Selain itu, Septinus berujar, meski kondisi Lukas sedang sakit dan tersangkut masalah hukum, Pemerintah Provinsi Papua harus tetap bekerja untuk membangun daerah dan melayani masyarakat. Kepentingan masyarakat tidak boleh dikorbankan.
Karena itu, dirinya sangat setuju jika pemerintah pusat memberikan kepercayaan kepada orang lain untuk sementara memimpin pemerintahan di Bumi Cenderawasih ini. "Kalau Gubernur sedang sakit dan tersangkut masalah hukum, pimpinan pemerintahan di daerah tidak boleh kosong, supaya pelayanan publik tetap berjalan," pinta Septinus.
Namun, lanjut Septinus, hal itu harus dilakukan sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku, bukan atas dasar suka atau tidak suka terhadap seseorang. "Karena ini negara hukum," tegas Septinus sekali lagi. (RO/OL-14)
Kenapa mereka berani mengusutnya? Apakah memang penegak hukum sudah kembali ke jalur yang semestinya dalam menegakkan hukum.
Itulah pertaruhan penegakan hukum di negeri ini. Hukum yang wajahnya penuh jelaga. Hukum yang katanya sama untuk semua tapi faktanya beda-beda tergantung siapa yang berpunya dan berkuasa.
Kenapa Mega melakukan blunder seperti itu? Akankah langkahnya justru akan menjadi bumerang?
Maukah KPK mengoptimalkan momentum ini untuk meninggalkan legacy yang baik?
KPK telah menetapkan lima tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi proyek Bandung Smart City.
Strategi penanggulangan korupsi dimulai dari memupuk nilai integritas.
ONDOFOLO Sosiri Sentani, Boas Assa Enoch menegaskan masyarakat adat Papua menjadi dilecehkan karena pengangkatan Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar tidak benar.
SEPTINUS Yarisetouw Tokoh Masyarakat Wambena Depapre Papua mengatakan pengangkatan Lukas Enembe sebagai Kepala Suku Besar di Tanah Papua dapat menimbulkan Kekacauan di Papua.
Secara khusus, para advokat yang dipimpin Dr. Pieter Ell Ketua DPC Peradi Papua mengajak serta Santa Claus, dengan mengendarai speed boat, membagikan bingkisan kepada anak-anak.
KOREM 172/PWY, Jayapura, Papua, membuka gerai pertama usaha kuliner di Bandar Udara Sentani. Gerai yang bernama Bang Pace ini menjual kuliner dan oleh-oleh khas Papua.
ANAK-anak muda yang tergabung dalam Papua Youth Creative Hub (PYCH) menghadirkan mesin pengolah sagu bagi petani tebu di lahan sagu Kampung Asei Kecil, Sentani Timur, Jayapura, Papua.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved