Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Cuaca Ekstrem di Bengkulu, Gelombang Laut Capai 4 Meter

Marliansyah
07/10/2022 19:16
Cuaca Ekstrem di Bengkulu, Gelombang Laut Capai 4 Meter
Ilustrasi gelombang tinggi(DOK.MI)

RATUSAN nelayan yang tersebar di Bengkulu terpaksa berhenti melaut akibat gelombang tinggi mencapai empat meter.

Ratusan nelayan yang tersebar di tujuh kabupaten di Bengkulu itu memilih tidak mencari ikan di laut karena cuaca ekstrem yang menyebabkan gelombang tinggi mencapai empat meter. Kondisi itu diprediksi akan berlangsung hingga tiga hari ke depan.

Buyung, 39, nelayan di Desa Pondok Kelapa, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu, mengatakan, puluhan nelayan yang ada di desa tersebut berhenti melaut akibat gelombang tinggi mencapai empat meter.

"Sudah dua hari ini berhenti melaut akibat cuaca ekstrem dan gelombang yang tinggi di Samudra Hindia" katanya Jumat (7/10).

Selama tidak melaut, lanjut dia, sebagian nelayan beralih profesi menjadi buruh atau tukang bangunan.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pulau Baai, Bengkulu, mengimbau agar nelayan untuk sementara tidak melaut karena cuaca buruk yakni adanya gelombang tinggi di Perairan Pulau Enggano Bengkulu, yang mencapai empat meter.

Untuk saat ini, nelayan dan kapal tongkang diminta tidak berlayar di perairan Bengkulu atau untuk tidak melaut mencari ikan.


Baca juga: BPBD: Empat Desa di Aceh Timur Terendam Banjir


Kepala Seksi Data Informasi BMKG Pulau Baai Bengkulu, Anang Anwar, di Bengkulu, Jumat, mengatakan, diperkirakan hingga tiga hari ke depan wilayah di Provinsi Bengkulu akan terjadi hujan yang disertai dengan angin kencang.

"Nelayan, kapal tongkang dan msyarakat diminta waspada terhadap cuaca yang terjadi di wilayah Provinsi Bengkulu hingga beberapa hari
ke depan," imbuhnya.

Curah hujan yang terjadi di Bengkulu, kata dia, disebabkan adanya sirkulasi siklonik di perairan barat Sumatra sehingga membentuk
konvergensi dan belokan angin di wilayah Sumatra khususnya di Bengkulu.

Selain itu, adanya labilitas udara yang cukup kuat di atmosfer Bengkulu, sehingga dapat menyebabkan adanya potensi pembentukan awan
hujan.

Saat ini, gelombang tinggi juga disebabkan karena pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari timur menuju
tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5 hingga 20 knot.

BMKG juga mengimbau, agar masyarakat untuk waspada terhadap bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, dan angin
kencang. (OL-16)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya