Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Biaya Operasional Membengkak, Nelayan Di Selatan Cianjur Tetap Melaut

Benny Bastiandy
19/9/2022 15:14
Biaya Operasional Membengkak, Nelayan Di Selatan Cianjur Tetap Melaut
Ilustrasi(ANTARA)

NELAYAN di wilayah selatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, merasakan betul dampak naiknya harga bahan bakar minyak (BBM). Namun, di tengah kondisi saat ini, mereka masih tetap memaksakan melaut karena merupakan sumber utama penghasilan.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cianjur, Relly Herajaya, mengatakan BBM merupakan hal yang utama bagi para nelayan. Karena itu, naiknya harga BBM menjadi pukulan keras bagi para nelayan.

"Kalau sebelumnya cukup dengan Rp100 ribu sudah bisa melaut. Tapi sekarang tidak ada cukup karena harga BBM naik. Pokoknya sangat besar dampaknya, terutama biaya operasionalnya," terang Relly kepada Media Indonesia, Senin (19/9).

Tidak adanya pekerjaan lain, sebut Relly, membuat nelayan tetap memaksakan diri mencari ikan. Menurut Relly tidak ada pilihan lain bagi para nelayan mencari penghasilan.

"Sangat berat bagi nelayan dalam kondisi seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi," ucapnya.

Sejauh ini Relly belum mengetahui informasi adanya bantuan sosial bagi para nelayan sebagai bentuk pengalihan subsidi naiknya harga BBM. Sepengetahuannya, selama ini ada beberapa nelayan yang mendapatkan bantuan langsung tunai (BLT) kemungkinan yang dialokasikan dari dana desa.

"Kalau untuk BLT BBM belum ada. Saya belum tahu informasinya," tegas Relly.

Ia menuturkan jumlah nelayan di wilayah selatan diperkirakan mencapai ribuan. Di kawasan Pantai Jayanti Kecamatan Cidaun saja, jumlah nelayan yang terdata sementara sekitar 1.100 orang. "Kalau dari jumlah perahu ada sekitar 550 unit. Itu yang riil. Artinya, mereka tercatat juga di Dinas Perikanan Kesehatan Hewan dan Peternakan," jelasnya.

Secara keseluruhan, Relly mengaku belum mendapatkan jumlah riil nelayan. Pasalnya, belum ada pendataan ulang jumlah nelayan yang tersebar di Kecamatan Cidaun, Sindangbarang, dan Agrabinta.

"Pendataan terakhir itu sekitar 2019. Untuk yang tahun ini belum ada pendataan ulang," pungkasnya. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik