Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Rumah Belajar Batik di Tasikmalaya Ditargetkan Dongkrak Ekonomi Warga

Adi Kristiadi
21/8/2022 07:10
Rumah Belajar Batik di Tasikmalaya Ditargetkan Dongkrak Ekonomi Warga
Pembatik belajar di Rumah Belajar Batik di Tasikmalaya, Jawa Barat.(MI/Adi Kristiadi)

RUMAH belajar batik Tasikmalaya di Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya resmi beroperasi. Peresmian dilakukan Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya, Sabtu (20/8). Rumah Belajar Batik didirikannya melalui kolaborasi Dekranasda Jabar dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) dan Bank HSBC.
 
Di rumah ini sebanyak 3.200 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Tasikmalaya akan diberikan pengetahuan lengkap membatik yang dipandu oleh perajin batik kenamaan Komar selama satu tahun.

"Ini satu hal yang sangat kita tunggu karena kita tak ingin warisan budaya batik ini hilang karena tak ada regenerasi dan tak hanya untuk pelestarian budaya, Rumah Belajar Batik juga bertujuan untuk meningkatkan perekonomian warga. Karena, dari 3.200 peserta, 3.000-an merupakan UMKM terdampak Covid-19 yang penghasilannya menurun," kata Atalia.

Ia mengatakan, para UMKM yang terdampak Covid-19 akan diberikan peningkatan tentang ilmu kewirausahaan, literasi, keuangan dan digitalisasi. Karena, di Jawa Barat sendiri ada sebanyak 58.000 UMKM terdampak dan Kota Tasikmalaya tercatat 6.900 UMKM yang rata-rata sektor kerajinan dan fesyen pendapatan mereka menurun tajam.

"Jadi warisan budaya batiknya akan lestari dan kesejahteraan warga juga meningkat, tapi kami berharap, hadirnya Rumah Belajar Batik di wilayah Tasikmalaya mampu mendongkrak perekonomian mereka bisa lebih meningkat. Mereka akan kita tingkatkan pengetahuannya, keterampilan membatik, hingga bagaimana pemasaran yang baik melalui digital untuk meningkatkan kesejahteraan sampai akhirnya terwujud kemandirian ekonomi," ujarnya.

Menurutnya, di rumah belajar batik ini terdapat ruangan untuk membuat pola batik, menjahit, mencanting dan ruang belajar kewirausahaan hingga ada ruang-ruang belajar yang sangat sesuai dengan kebutuhan serta bagaimana cara pemasaran baik langsung dan digital. Akan tetapi, di rumah belajar batik ini terdapat area pengelolaan limbah batik termasuknya aspek lingkungan tetap terjaga.

"Di tempat ini diajari bagaimana mengelola limbahnya. Jadi tak hanya memikirkan karya dan keuntungan, tapi juga bagaimana dampak terhadap lingkungan harus tetap diperhatikan. Kami, berharap rumah belajar batik kerja sama dengan YCAB dan HSBC ini hadir di 27 kabupaten/kota di Jabar karena potensi batik Jabar sangat tinggi terlihat dari ragam motif batik yang berbeda-beda di tiap wilayah tidak hanya di Tasikmalaya tapi se Jabar," harapnya.

Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) & Founder Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) Veronica Colondam mengatakan, pihaknya akan tetap terlibat di Rumah Belajar Batik Tasikmalaya selama lima tahun ke depan dan menargetkan untuk satu UMKM yang belajar di rumah tersebut ke depan penghasilannya bisa meningkat hingga Rp100 juta per bulan. Karena, di Rumah Belajar Batik Pekalongan karyawannya sebanyak 60 orang.

"Contoh sukses ada yang sudah mempunyai 60 karyawan di Pekalongan, sebulan minimal keuntungannya bisa mencapai Rp 80 juta sampai Rp 100 juta. Itu yang kita cita-citakan di Tasikmalaya dan wilayah Jabar lainnya. Karena, Rumah belajar batik juga rencananya akan menyasar warga disabilitas agar lebih terwujud inklusivitas ekonomi dan pendidikan supaya masyarakat disabilitas ke depannya agar inklusif, edukatif dan menyejahterakan," pungkasnya. (OL-13)

baca Juga: Sandiaga Bawakan Klakat Bantu Tingkatkan Produksi Olahan Semangka di Siak



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya