Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SAMUEL Hutabarat hanya bisa mengurut dada dan geleng-geleng kepala saat menyimak rilis pihak Divisi Humas Polri di Mako Brimob Polri terkait kasus kematian anaknya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (J) dari rumahnya di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungaibahar, Kabupaten Muarojambi, Jambi, Kamis (11/8) malam.
Pengakuan Ferdy Sambo kepada penyidik, menurut Samuel, merupakan cerita bohong dan tidak akan dipercayainya sedikit pun.
Seperti yang dia dengar dan lihat melalui siaran televisi, mantan Kadiv Propam Polri itu dikatakan mengaku kepada penyidik bahwa dia merencanakan pembunuhan setelah mendapat laporan dari istrinya bahwa almarhum Brigadir J telah melakukan perbuatan yang mencoreng kehormatan keluarganya saat berada di Magelang, Jawa Tengah.
Baca juga: Ferdy Sambo Mengaku Emosi atas Perlakuan tidak baik Brigadir J terhadap Istrinya
"Dari awal-awal sudah banyak cerita bohong. Saya ayahnya, yakin Yosua, tidak mungkin berbuat begitu, dan logikanya tidak masuk. Di Magelang mereka kan tidak berdua saja, ada juga yang lain," kata Samuel kepada sejumlah awak media di kediamannya.
Samuel yang mengaku sulit tidur memikirkan kasus kematian anaknya Brigadir J hingga sekarang masih memercayai penyidik dari Tim Khusus Polri akan bertindak profesional dan tidak akan menjadikan pengakuan bohong Ferdy Sambo untuk mengelak dari sangkaan hukuman pembunuhan berencana yang telah diumumkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dua hari lalu.
Sementara dari rilis yang dipimpin Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, apa yang disampaikan Ferdy Sambo adalah pengakuan tersangka
dalam berita acara pemeriksaan (BAP). Tidak akan mengubah status Ferdy Sambo sebagai tersangka dalang kasus pembunuhan berencana atas Brigadir J yang notabene adalah salah satu ajudannya. (OL-16)
Penaikkan status ke tahap penyidikan menujukan tim khusus (timsus) bekerja sangat cepat. Namun, tetap menerapkan kaidah-kaidah pembuktian secara ilmiah.
Tim khusus gabungan pengusutan kasus tewasnya Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat juga menyita rekaman CCTV dalam perjalanan dari Magelang ke Jakarta.
Dedi mengatakan ada dua hp Brigadir Yosua yang tengah diperiksa labfor. Dia menyebut tim labfor masih bekerja.
PENGAMAT Kepolisian Bambang Rukminto menilai kesalahan Polri dalam kasus tewasnta Brigadir J ialah tak membuka hasil autopsinya ke publik.
"Kalau dari Perhimpunan Kedokteran Forensik Indonesia yang saya sudah dapatkan informasi ada tujuh orang,"
Kapolsek Metro Menteng Ajun Komisaris Besar Netty Rosdiana Siagian mengatakan, Bundaran HI bukan untuk tempat melakukan aksi.
HARI-HARI ini, nyaris setiap pagi, ribuan pasang mata terpaku pada layar televisi.
Fadil menjelaskan maksud kedatangannya untuk memberikan support kepada Sambo. Hal ini terkait dua ajudan Sambo yang terlibat adu tembak
Johnson Panjaitan menyatakan pihaknya ingin membuat laporan resmi terlebih dahulu agar kasus yang menimpa keluarga Brigadir J tidak berpolemik dan menjadi kontroversi.
“Sudah diserahkan ke pihak penyidik semuanya (barang milik Brigadir J yang ada di rumah Pak Sambo). Yang saya ketahui seperti itu,” ujar Arman
“Pak Sambo sudah diperiksa kok dua kali oleh tim yang dibentuk Pak Kapolri,” ungkap Arman saat dihubungi wartawan pada Senin, 18 Juli 2022.
“Mengenai pemeriksaan terhadap Pak Ferdy Sambo, apabila Komnas HAM ingin melakukan pemeriksaan pasti Pak Sambo akan hadir untuk memberikan keterangan,"
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved