Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
BERDASARKAN Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada 2021, saat ini Indonesia masih menduduki kategori "sedang" dalam hal kapasitas literasi digital dengan nilai angka sebesar 3.49 dari 5.00.
Oleh karena itu Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi dan Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Indonesia Maju menyelenggarakan kegiatan literasi digital di Aula Gedung Mapalus, Manado, Sulawesi Utara yang dihadiri oleh 800 peserta.
Talk show dengan mengangkat tema Cakap Berdigital, Harumkan Media Sosial menghadirkan narasumber Yosi Mokalu Ketua Umum GNLD Siberkreasi, Melaney Richardo seorang figur publik, dan Iwan Setyawan CEO Provetics sekaligus penulis.
Kegiatan dibuka dengan sambutan oleh Ketua Umum OASE Kabinet Indonesia Maju, Tri Siswati. Menurutnya teknologi informasi menjadi kebutuhan setiap orang. Namun setiap orang juga harus belajar bagaimana untuk bertanggung jawab dalam menggunakanya.
Salah satu yang menjadi penyebab rusaknya generasi muda memanfaatkan teknologi ialah arus informasi yang datang begitu cepat sampai ke masing-masing orang dalam 24 jam. Tidak ada lagi batas-batas informasi yang langsung diserap berbagai pihak.
"Pesatnya kemajuan teknologi di segala bidang telah menjadi bagian dari kehidupan kita semua. Sebagai benteng pertahanan untuk terhindar dari bahaya arus informasi, yakni melalui literasi digital," kata Tri Siswati.
Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven Kandouw pada acara tersebut menyatakan bahwa masyarakat dituntut untuk melek digital agar mampu menciptakan ruang digital yang positif dan bijak.
"Digital ini tidak hanya persoalan hak kita untuk bisa memanfaatkan ruang digital tetapi juga bagaimana kita memanfaatkan ruang digital dengan bijak," kata Steven Kandouw.
Yosi Mokalu Ketua Umum GNLD Siberkreasi dalam sesi talk show menjelaskan pentingnya peran netizen yang cakap digital sekaligus menjadi kreator konten positif di media sosial. Yosi Mokalu mengajak para orang tua untuk menanamkan nilai moral dan etika pada Gen Z agar tidak mudah menyerap dampak negatif dari internet.
"Karena fasilitas teknologi ini terlalu banyak, kita harus menjaga pijakan kita dengan nilai-nilai. Itu jangan sampai lupa, nilai
moral. Berbicara soal identitas kita supaya ga gampang baper di media sosial. Ini semua nilai-nilai termasuk ke dalam budaya digital yang juga menjadi salah satu pilar dalam literasi digital. Itulah yang menjadi alasan mengapa menguasai literasi digital itu sangat penting,”
tambah Yosi Mokalu.
baca juga: Milenial Generasi Potensial di Era Disrupsi
Selain Yosi Mokalu, Melaney Richardo pun menyampaikan bahwa pentingnya masyarakat untuk cakap digital, khususnya Gen Z karena mereka hidup di zaman yang serba digital. Gen Z banyak menghabiskan berinteraksi di ruang digital. Agar tidak merusak karakter mereka, dibutuhkan aturan atau tata krama di ruang digital.
"Contohnya bisa kita liat dengan banyaknya cyber bullying dan sebagainya ya. Oleh karena itu, menjadi cakap digital sangat
penting bagi generasi muda dan tentunya bagi bapak/ibu yang merupakan role model utama para anak-anak kita," ujar Melaney Richardo.
Selain membahas tentang etika dan budaya berdigital, di sesi ini juga membahas bagaimana tips dan cara anak-anak muda Indonesia bisa berkarya di ruang digital menjadi kreator konten.
Program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kemenkominfo versama GNLD Siberkreasi menargetkan 50 juta orang Indonesia mendapatkan literasi di bidang digital hingga 2024.
(N-1)
Kegiatan bertema Socialization and Workshop of IT-Based Good Governance, Machine Learning, and Renewable Energy for Indonesian Migrant Workers, ini digelar selama tiga hari.
Antisipasi dampak negatif globalisasi: pelajari strategi jitu hadapi tantangan ekonomi, sosial, dan budaya. Siap menghadapi perubahan dunia? Klik di sini!
Globalisasi tak terhindarkan? Pelajari cara menangkal dampak negatifnya bagi ekonomi, sosial, & budaya. Tips ampuh untuk Indonesia & bisnismu!
Globalisasi tak terhindarkan, tapi dampak negatifnya bisa dicegah! Pelajari cara cerdas menghadapinya, lindungi budaya lokal, dan raih manfaatnya. Klik sekarang!
LITERASI digital menjadi aspek krusial dalam menghadapi era teknologi informasi yang terus berkembang.
Pemerintah perlu menentukan metode dan sasaran seperti apa yang ingin diambil dalam kebijakan terkait akses konten digital, terutama bagi anak-anak.
Terdakwa kasus situs judol berinisial ZA membantah keterlibatan mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi dan PDIP dalam kasus tersebut.
Pernyataan itu menyusul penetapan lima tersangka oleh Kejaksaan dalam kasus PDNS, termasuk seorang mantan pejabat Kementerian Kominfo.
Kepala Seksi Intelijen Kejari Jakpus Bani Immanuel Ginting menyebut terjadi pengondisian pemenang tender pengadaan barang dan jasa pengelolaan antara pihak Kemenkominfo.
SEKRETARIS Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Projo Handoko membantah Budi Arie Setiadi terlibat dalam melindungi situs judi online.
Proses registrasi izin kunjungan jurnalistik yang saat ini berlaku masih dijalankan secara manual dan belum memiliki standar khusus.
Tercatat ada sebanyak 162 instansi yang ikut serta yang karyanya dinilai enam pakar selama 3 bulan untuk ajang Anugeram Media Humas 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved