Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
ANGIN kencang berkecepatan 25-30 knot melanda sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (26/7) hingga Kamis (28/9).
Selain angin kencang, perairan NTT juga dilanda gelombang tinggi antara 2,5 meter hingga 4 meter. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi dan angin kencang tersebut agar masyarakat selalu waspada saat beraktivitas di pesisir pantai.
Perairan yang perlu diwaspadai karena gelombang tinggi dan angin kencang ialah Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu bagian utara, Laut Sawu bagian selatan, Samudra Hindia selatan Sumba dan Sabu, perairan selatan Kupang hingga Rote, dan Samudra Hindia selatan Kupang hingga Rote. Sedangkan tinggi gelombang di perairan lainnya antara 1,25-2,5 meter.
"Waspada gelombang laut dan angin kencang. Gelombang maksimum dapat mencapai dua kali tinggi gelombang saat ini," kata Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang, Syaeful Hadi, lewat keterangan tertulis, Selasa.
Baca juga: 60 Persen Warga Padang Berada di Zona Merah Tsunami
Angin kencang dan gelombang tinggi berisiko terhadap keselamatan pelayaran seperti kapal nelayan, tongkang, dan fery. Meskipun terjadi
angin kencang dan gelombang tinggi, belum ada laporan penundaan operasional kapal penumpang. Kecuali kapal nelayan yang menunda berlayar yang mengakibatkan harga ikan di pasar melonjak.
Di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Oeba, Kelurahan Fatubesi, harga ikan kakap merah ukuran besar melonjak sampai Rp250.000 per ekor dari harga normal Rp150.000 per ekor. Untuk kakap merah ukuran sedang dijual sebesar Rp150.000 per ekor dari harga sebelumnya Rp80.000 per ekor. Selain harga melonjak, stok ikan jenis ini juga terbatas.
Selain itu, harga ikan tembang dijual Rp20.000 per delapan ekor dan kombong ukuran kecil dijual Rp20.000 per 10 ekor. "Saat ini tangkapan
nelayan berkurang, harga ikan melonjak," kata Andrey, pedagang ikan setempat.
Berkurangnya tangkapan ikan juga disebabkan banyak nelayan memilih tidak melaut. (OL-16)
DINAS Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta meniadakan layanan angkutan kapal menuju Kepulauan Seribu pada Selasa, 1 Juli 2025 karena terdapat risiko gelombang tinggi.
Cuaca ekstrem kembali berpotensi di tujuh daerah di Jawa Tengah yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Wonosobo dan Bumiayu.
Gelombang tinggi di perairan Jawa Tengah juga menjadi ancaman serius terhadap kegiatan pelayaran karena cukup berisiko tinggi.
Gelombang tinggi di perairan selatan yakni 2,5-4 meter masih berlangsung, sehingga hal ini cukup berisiko terhadap kegiatan pelayaran.
cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir berpotensi terjadi sehingga warga diminta waspada bencana banjir, longsor, dan lainnya
Gelombang tinggi juga masih berlangsung di perairan selatan Jawa Tengah dengan ketinggian air 1,25-4 meter.
Kejadian itu mengakibatkan 15 rumah, 1 SD dan satu Kantor Desa terdampak kerusakan, rata rata dibagian atap.
HUJAN dengan intensitas sedang hingga tinggi yang disertai angin kencang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Banyumas pada Rabu (4/6) sore,.
Kemarau basah yang tengah terjadi membuat sebagian besar wilayah Indonesia masih akan dilanda hujan deras. Begitu juga dengan prakiraan cuaca BMKG pada Senin, 26 Mei 2025 hari ini.
BMKG merilis peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia pada Minggu (25 Mei) dan Senin (26 Mei) 2025
Hujan lebat hingga sangat lebat diperkirakan terjadi di Sumatera Utara, Lampung, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku, Papua Selatan.
HUJAN lebat disertai angin kencang yang melanda wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hingga menimbulkan dampak di hampir semua wilayah di DIY.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved