Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kekurangan Murid, 15 SD di Gunungkidul Berpotensi Digabung

Mediaindonesia.com
19/7/2022 20:35
Kekurangan Murid, 15 SD di Gunungkidul Berpotensi Digabung
Guru mengajar hanya seorang siswa di sebuah kelas SD Negeri Sriwedari 197 Solo, Jawa Tengah, Senin (11/7).(ANTARA/Mohammad Ayudha)

DINAS Pendidikan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat ada 15 sekolah dasar yang berpotensi digabung karena kekurangan murid setiap penerimaan siswa baru.
 
Kepala Bidang SD pada Dinas Pendidikan Gunungkidul Taufik Aminunddin di Gunungkidul, Selasa (19/7), mengatakan, dari 15 sekolah dasar yang berpotensi digabung itu, hingga Juli ini baru SD Negeri Candirejo 2 di Kalurahan Candirejo yang siswanya digabungkan dengan sekolah lain.
 
"Adapun penggabungan dilaksanakan di awal Februari lalu, sedangkan 14 sekolah lainnya belum bisa terlaksana karena harus disosialisasikan
kepada sekolah, komite, dan tokoh masyarakat," katanya.
 
Ia menambahkan, pihaknya masih melakukan kajian terhadap sekolah-sekolah yang berpotensi digabung karena kekurangan siswa, khusus 14 SD yang belum digabung. Ia berpendapat, meski ada kekurangan murid tak lantas bisa langsung digabung.


Baca juga: Disdik Jabar Tegaskan tidak Ada Perpeloncoan selama MPLS

 
"Kami lihat dulu. Misal di kawasan itu ada sekolah lain atau tidak. Yang jelas, apabila dalam tiga tahun jumlah murid kurang dari 60 siswa,
maka masuk kajian untuk digabung," ujar Taufik.
 
Mantan Guru SD Negeri Candirejo 2 Pramesti Utami mengatakan dirinya sudah dipindah mengajar di SD Negeri Bulurejo 2 di Kapanewon Semin, setelah sekolah lama digabung dengan sekolah lainnya.
 
"Dulu saya memang mengajar di SD Negeri Candirejo 2, tapi setelah digabungkan pada Februari lalu, maka pindah ke sekolah lain," katanya.
 
Menurut dia, penggabungan dilakukan karena jumlah murid yang tidak memenuhi standar penyelenggaraan belajar mengajar. Sebelum ditutup, total siswa dari kelas satu hingga enam berjumlah 25 anak.
 
"Idealnya satu rombongan belajar dalam satu kelas ada 20 anak, tapi itu tidak bisa terpenuhi," katanya. (Ant/OL-16)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya