Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Keluarga Minta Kapolri Usut Kematian Brigadir Yosua dengan Presisi, Adil dan Transparan

Solmi
12/7/2022 22:20
Keluarga Minta Kapolri Usut Kematian Brigadir Yosua dengan Presisi, Adil dan Transparan
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo diminta keluarga Brigadir Yosua mengusut kasus kematian Yosua dengan presisi, adil dan transparan.(dok.mi)

KEMATIN Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat sungguh memilukan hati orangtuanya Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak beserta anggota keluarga lainnya, yang berkumpul di rumah duka, Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muarojambi, Jambi.

Mereka sangat terpukul, anak kesayangan mereka meregang nyawa akibat sejumlah luka tembak dalam sebuah peristiwa berdarah, yang bagi mereka masih misteri, pada Jumat petang akhir pekan lalu (8/7), di kediaman Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.

Usai pemakaman putranya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kristiani di Simpang Unit Satu Sungaibahar, kemarin, Samuel kepada awak media meyakini kasus kematian anaknya sarat kejanggalan.

Kabar kematian Yosua, kata Samuel, diterima dari anaknya -- adik almarhum yang kebetulan bertugas di Mabes Polri, Sabtu (9/7), via telepon saat dia sedang dalam perjalanan berziarah ke balige, Sumatera Utara.

Baca Juga: Enam Saksi Diperiksa Usut Baku Tembak Polisi di Rumah Kadiv Propam

Mendapat kabar buruk tersebut Samuel bersama isteri dan anaknya bergegas kembali ke Jambi. Karena lama di perjalanan, Samuel dan isteri menemukan jasad anaknya dalam peti mati sudah berada di kediamannya, Desa Suka Makmur, Sungai Bahar.

Samuel membeberkan, beberapa jam sebelum kejadian penembakan, anaknya Yosua masih kerap berkomunukasi via chatting di handphone. Yosua, kata Samuel sebetulnya ingin ikut berziarah, namun tidak bisa karena sedang bertugas.

Selain akibat melihat luka di tubuh anaknya, Samuel mengungkapkan, salah satu kejanggalan yang dia rasakan adalah terkait proses otopsi jasad anaknya yang tidak melalui persetujuannya.

Menurutnya, jika anaknya berbuat kesalahan, tidak sepatutnya menerima perlakuan hukum yang dinilainya tidak manusiawi.

"Jika pun anak saya salah, jangan disiksa begitu," ujarnya dengan suara bergetar.

Saat ini Samuel didukung keluarganya masih menunggu dan mencari kebenaran atas peristiwa berdarah yang menewaskan anaknya yang bergabung dengan Polri semenjak tahun 2012 silam.

Sementara itu tante Yosua, Rohani Simanjuntak mengharapkan dan meminta bantuan Kapolri, supaya kasus penyebab kematian keponakan diusut secara presisi, adil dan transparan.

"Kami dari pihak keluarga berharap kepada Bapak Kapolri memperhatikan dan membantu pengusutannya secara berkeadilan hukum. Kami sendiri tidak akan sanggup melanjutkan kasus ini, kami mohon kepada Bapak supaya kami mendapat keadilan dan kebenaran dalam kasus ini," kata Rohani.(OL-13)

Baca Juga: Kapolri tak Ingin Tergesa Nonaktifkan Irjen Ferdy Sambo

Baca Juga: Yenny Wahid: Transparansi Polri Ungkap Baku Tembak di Rumdin Sambo Dibutuhkan



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik