Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Keuntungan Peternak Merosot saat Idul Adha akibat PMK

Mediaindonesia.com
09/7/2022 14:10
Keuntungan Peternak Merosot saat Idul Adha akibat PMK
Sejumlah pedagang menjajakan hewan untuk kurban di Pasar Hewan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/6).(Antara/Yulius Satria Wijaya.)

PETERNAK Okky Pratama biasanya menjual lusinan sapi untuk Idul Adha. Namun tahun ini ia hanya menjual lima ekor.

Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) melanda dua provinsi di Indonesia sejak April. PMK menewaskan ribuan sapi dan menginfeksi ratusan ribu lain sehingga meningkatkan kekhawatiran konsumen sebelum Hari Raya 10 Juli.

Kelompok virus hewan yang sangat menular di Jawa Timur dan Aceh mengguncang peternak sapi dan hasil mereka selama waktu paling menguntungkan tiap tahun di negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. "Saya pesimistis dengan penjualannya. Pembeli reguler biasanya tidak banyak bertanya kepada saya," kata Pratama yang peternakan sapinya di pegunungan Kota Batu, Jawa Timur, paling parah dilanda wabah.

"Ketika saya menghubungi mereka, mereka mengatakan tidak (mau) mengorbankan ternak tahun ini karena penyakit mulut dan kuku." Keuntungan dari musim liburan itu sekitar Rp60 juta (US$4.000). Ini menyumbang 75% dari pendapatan tahunannya," ujar Pratama yang berusia 31 tahun kepada AFP.

Namun sejauh ini dia telah kehilangan dua sapinya karena penyakit tersebut yang pertama kali terdeteksi pada awal Mei. Tiga puluh tiga lain terinfeksi tetapi pulih setelah perawatan intensif.

Pada 6 Juli, penyakit ini telah menyebar ke 21 provinsi di seluruh Indonesia dan menginfeksi lebih dari 320.000 ternak, menurut data resmi. Lebih dari 2.100 di antaranya meninggal karena penyakit tersebut.

Baca juga; Tim Temukan Wisatawan yang Hilang di Pantai Madasari Pangandaran

Indonesia sejatinya bebas dari wabah itu selama 30 tahun. Namun para peternak terhuyung-huyung dari pukulan baru terhadap bisnis mereka itu setelah pandemi coronavirus menutup restoran dan warung makan.

Peternak sapi Masrizal mengatakan dia berjuang untuk menjual ternaknya karena permintaan daging yang lesu dan pasar ternak yang tutup di Aceh. "Karena pasar tutup, saya harus secara proaktif menawarkan hewan kurban ke masjid dan orang-orang di desa," katanya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya